Arsitektur vernakular adalah gaya arsitektur yang dirancang berdasarkan kebutuhan lokal, ketersediaan bahan bangunan, dan mencerminkan tradisi lokal. Definisi luas dari arsitektur vernakular adalah teori arsitektur yang mempelajari struktur yang dibuat oleh masyarakat lokal tanpa intervensi dari arsitek profesional. Arsitektur vernakular bergantung pada kemampuan desain dan tradisi pembangunan lokal. Namun, sejak akhir abad ke-19 telah banyak arsitek profesional yang membuat karya dalam versi gaya arsitektur vernakular ini.
Istilah vernakular berasal dari kata vernaculus di Bahasa Latin, yang berarti "domestik, asli, pribumi", dan dari Verna, yang berarti "budak pribumi" atau "budak rumah-lahir". Dalam linguistik, vernakular mengacu pada penggunakan bahasa tertentu pada suatu tempat, waktu, atau kelompok. Dalam arsitektur, vernakular mengacu pada jenis arsitektur yang asli pada waktu atau tempat tertentu (tidak diimpor atau disalin dari tempat lain). Arsitektur vernakular ini paling sering digunakan untuk bangunan tempat tinggal.
Reethaus dengan atap jerami di Jerman (Sumber: commons.wikimedia.org)
Arsitektur vernakular memiliki konsep yang sangat terbuka dan komprehensif. Arsitektur vernakular merupakan istilah yang juga merepresentasikan arsitektur primitif atau asli, arsitektur adat, arsitektur leluhur atau tradisional, arsitektur pedesaan, arsitektur etnis, arsitektur informal, atau arsitektur tanpa arsitek. Arsitektur vernakular tidak dapat disamakan dengan arsitektur tradisional, meskipun ada hubungan di antara keduanya.
Replika rumah vernacular di Dubai, lengkap dengan windcatcher (Sumber: www.wikiwand.com)
Teori mengenai arsitektur vernakular telah ada sejak tahun 1800-an, yang berarti bahwa konsep arsitektur vernakular bukanlah sebuah konsep baru, tetapi sudah ada sejak zaman dahulu. Ide mengenai vernakularisme pada bangunan telah muncul dalam Bahasa Inggris sejak tahun 1600-an, sedangkan istilah arsitektur vernakular telah secara eksplisit digunakan sejak tahun 1818.
Arsitek mulai tertarik menggunakan vernakular dalam teori arsitektur pada awal abad ke-20. Pada tahun 1964, sebuah pameran foto mengenai arsitektur vernakular bernama Architecture Without Architects yang digelar di New York Museum of Modern Art (MOMA) menjadi momen penting dari masuknya arsitektur vernakular ke dalam high architecture. Pameran ini diselenggarakan oleh Bernard Rudofsky yang memiliki tujuan untuk mengangkat arsitektur vernakular ke dalam kategori beaux-arts.
Rumah suku toraja (Sumber: www.selayar-dive-resort.com)
Arsitektur yang didesain oleh arsitektur profesional biasanya tidak dapat dianggap sebagai vernakular. Frank Lloyd Wright menggambarkan arsitektur vernakular sebagai “bangunan masyarakat yang muncul untuk menanggapi kebutuhan yang ada, sesuai dengan lingkungan, dan dibangun oleh orang-orang yang mengetahui secara jelas kebutuhan yang diinginkan”.
Arsitektur vernakular dipengaruhi oleh berbagai aspek berbeda, mulai dari perilaku manusia hingga kondisi lingkungan, yang membuat bentuk bangunan menjadi berbeda-beda tergantung fungsinya.
Iglo, rumah suku Inuit untuk menghadapi dingin (Sumber: likesuccess.com)
Table of Contents
Salah satu pengaruh paling besar pada arsitektur vernakular adalah ikim dari daerah tempat bangunan tersebut dibuat. Bangunan di iklim dingin biasanya lebih tertutup dengan jendela yang berukuran kecil atau sama sekali tidak ada. Sebaliknya bangunan di iklim hangat cenderung dibangun dengan material yang ringan dan ukuran ventilasi yang besar.
Bangunan juga memiliki bentuk berbeda tergantung pada tingkat curah hujan di wilayah tersebut. Contohnya seperti rumah panggung yang dibangun pada daerah sering banjir. Demikian pula untuk daerah dengan angin kencang, pasti bangunan dibuat khusus untuk melindungi mereka dari angin dan melawan arah angin.
Rumah di Timur Tengah (Sumber: www.nytimes.com)
Pengaruh iklim pada arsitektur vernakular bisa membuat struktur bangunan menjadi sangat kompleks. Struktur bangunan vernakular di wilayah Timur Tengah contohnya, sering kali memiliki halaman di bagian tengah rumah dengan air mancur atau kolam untuk mendinginkan udara. Hal-hal seperti ini tidak didesain khusus oleh seseorang apalagi arsitek, tetapi muncul akibat trial and error yang telah dirasakan oleh berbagai generasi, jauh sebelum adanya teori yang dapat menjelaskan bagaimana cara membuat bangunan.
Arsitektur vernakular di Tunisia (Sumber: pinterest.com)
Cara hidup dari penggunanya, serta bagaimana mereka menggunakan bangunan, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap bentuk bangunan. Banyaknya anggota keluarga, bagaimana mereka membagi ruangan untuk tiap anggota keluarga, bagaimana makanan disiapkan dan dimakan, bagaimana mereka berinteraksi, dan masih banyak pertimbangan budaya lainnya yang akan mempengaruhi tata letak dan ukuran tempat tinggal.
Arsitektur vernakular di Afrika (Sumber: pinterest.com)
Di Afrika Timur yang memiliki masyarakat poligami, terdapat tempat tinggal terpisah untuk istri yang berbeda, atau tempat tinggal terpisah untuk anak laki-laki yang sudah dewasa agar tidak satu rumah dengan anak perempuan. Struktur pemisah ini mengatur interaksi sosial dan juga privasi dari tiap anggota keluarga. Sebaliknya, di Eropa Barat, struktur pemisah seperti ini dilakukan di dalam satu rumah, dengan membagi bangunan menjadi beberapa kamar terpisah.
Budaya juga memberikan pengaruh besar pada tampilan bangunan vernakular. Penghuni atau masyarakat setempat biasanya sering menghiasi bangunan sesuai dengan adat dan kepercayaan lokal.
Rumah dari batu dan tanah liat di Nepal (Sumber: en.wikipedia.org)
Suasana lingkungan setempat dan bahan konstruksi bangunan dapat memberikan aspek tersendiri pada arsitektur vernakular. Daerah dengan banyak pohon biasanya menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, sementara daerah tanpa kayu biasanya menggunakan lumpur atau batu sebagai material bangunan. Di negara Timur biasanya mereka menggunakan bambu untuk membuat bangunan karena di sana bambu sangat berlimpah dan serbaguna. Namun, harus diingat pula bahwa arsitektur vernakular sangat ramah lingkungan dan tidak memakai bahan-bahan alami dari alam secara berlebihan.
Sumber :
http://www.vernaculararchitecture.com/