Fasad rumah Mediterania Jawa yang berlokasi di Bintaro Jaya, karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Gaya arsitektur Mediterania dianggap mampu menampilkan kesan elegan dan megah. Di Indonesia, gaya arsitektur ini sempat populer di tahun 1990-an. Akan tetapi, sebenarnya gaya arsitektur Mediterania bukanlah berasal dari Indonesia. Seperti terlihat dari namanya, gaya arsitektur ini berakar dari bangunan-bangunan di kawasan Mediterania pada masa lalu. Nah, untuk mendapatkan hunian yang nyaman sekaligus memiliki citarasa Indonesia, arsitek Shonny Archaul menggabungkan gaya Mediterania dengan arsitektur tradisional Jawa. Hasilnya, sebuah rumah Mediterania Jawa yang sangat unik!
Rumah Mediterania Jawa dengan Fasad Megah nan Elegan
Fasad dengan atap limasan dengan dinding cenderung pucat, karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Penggabungan gaya Mediterania dan tradisional Jawa sudah terlihat pada fasad bangunan. Rumah Mediterania tradisional ini memiliki bentuk atap yang khas, yakni atap limasan khas Jawa dengan kemiringan yang rendah. Atap limasan kemudian dipadukan dengan penggunaan genteng tanah liat berwarna cokelat kemerahan. Dalam hal penggunaan genteng tanah liat ini, gaya arsitektur Mediterania memiliki kesamaan dengan gaya arsitektur rumah-rumah tradisional Jawa yang juga memakai material yang sama.
Pilar-pilar yang memberi kesan kokoh dan megah, karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Melengkapi tampilan fasad, finishing dinding bangunan dibuat kasar untuk menimbulkan kesan tua dan alami. Warna dinding mengadopsi warna-warna earthy tone yang tak lain terinspirasi dari keadaan alam di kawasan Mediterania. Ciri khas gaya Mediterania lainnya juga terlihat dari adanya tiang-tiang penyangga di sisi kanan dan kiri pintu masuk rumah. Tiang-tiang ini memberi kesan kokoh dan megah.
Baca juga: Desain Taman Organik dalam Apartemen yang Anti Mainstream nan Memukau
Serambi yang asri karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Seperti ciri khas rumah Mediterania pada umumnya, arstitek Shonny Archaul juga menambahkan serambi. Di rumah Mediterania Jawa ini, serambi dipercantik dengan tanaman-tanaman hias nan hijau dalam pot-pot terakota dan kursi-kursi kayu yang menawarkan kenyamanan.
Furnitur Khas Jawa di Ruang Tamu
Ruang tamu dengan warna-warna earthy tone karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Memasuki bagian dalam rumah tepatnya di ruang tamu, gaya arsitektur tradisional Jawa diwakili dengan menempatkan beberapa furnitur khas Jawa seperti lemari dan lampu gantung. Sedangkan, elemen lengkung yang menjadi salah satu ciri khas rumah Mediterania bisa ditemukan pada struktur jendela-jendela.
Seperti pada fasad, warna-warna earthy tone juga diaplikasikan di ruang tamu rumah tradisional ekletik ini. Salah satunya pada pemilihan keramik stone based yang sengaja dipasang saling silang. Perpaduan kedua gaya arsitektur ini menjadikan ruang tamu terasa hangat menyambut siapa pun yang singgah.
Aksen Keramik Khas Mediterania di Anak Tangga
Anak tangga dengan keramik khas Mediterania, rumah karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Terlihat dari ruang tamu, keberadaan anak tangga langsung mencuri perhatian. Tak seperti anak tangga biasa, anak tangga menuju ke lantai dua dilengkapi dengan aksen keramik khas Mediterania. Keramik ini memiliki motif yang unik dengan warna-warna earthy tone yang merupakan ciri khas arsitektur Mediterania.
Ruang Keluarga yang Kaya Ornamen
Ruang keluarga yang semarak berkat ornamen-ornamen, hunian karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Mendapat pengaruh dari peradaban Roma, gaya arsitektur Mediterania begitu kaya dengan ornamen-ornamen. Di rumah Mediterania Jawa ini, ruang keluarga menjadi salah satu ruangan yang menampilkan ciri khas gaya arsitektur Mediterania tersebut.
Adapun, beberapa ornamen yang terlihat antara lain karpet bermotif klasik, lampu-lampu meja, lampu dinding, tempat lilin berukir hingga rak yang berisi aneka pernak-pernik dekoratif. Dari beberapa benda-benda tersebut, tak sedikit yang memiliki ornamen khas Jawa.
Di beberapa sisi ruangan, karakter dinding rumah Mediterania juga tampak jelas yakni berupa bata tanah liat yang dibiarkan tanpa plesteran. Dinding seperti ini menghadirkan kesan klasik dan alami. Suasana alami semakin diperkuat dengan penggunaan lantai dari material kayu yang mempertahankan warna alami.
Baca juga: Rumah Sekaligus Kantor Urban Modern
Penutup Dinding Gebyok Jawa
Gebyok Jawa warna-warni di halaman belakang, rumah karya Shonny Archaul, via Arsitag.com
Di halaman belakang rumah Mediterania Jawa ini, gebyok dipakai sebagai penutup dinding taman belakang. Gebyok yang kaya dengan langgam ukir Jawa Timuran ini membuat taman terkesan lebih luas sekaligus menciptakan ilusi seperti ada ruangan dibalik pintunya. Selain itu, warna-warni pada gebyok juga menambah semarak taman yang didominasi tanaman hias warna hijau. Taman yang dilengkapi dengan satu set bangku dan kolam ikan ini sungguh nyaman untuk tempat bersantai bersama keluarga.
Nah, rumah Mediterania Jawa yang berdiri di atas lahan seluas 200 m2 ini menjadi salah satu contoh kesuksesan penggabungan dua gaya arsitektur yang berasal dari dua latar belakang budaya yang berbeda. Sang arsitek, Shonny Archaul, tak hanya berhasil menciptakan hunian yang nyaman tetapi juga artistik dan unik. Berminat punya hunian seperti ini?