Ilustrasi investasi properti, karya upklyak, via Freepik
Sedang mencari peluang investasi yang menguntungkan dan terus meningkat dari tahun ke tahun? Jawabannya adalah investasi properti.
Memang banyak anak muda yang kurang memikirkan investasi properti akibat harganya yang kian melambung. Padahal, inilah yang menjadikan investasi properti menjadi investasi yang menjanjikan di masa depan.
Bagi Anda anak muda yang sedang mempertimbangkan untuk investasi di properti, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar bisa mendapatkan investasi terbaik. Apa saja? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Pengertian Investasi Properti
Investasi properti adalah jenis investasi yang melibatkan pembelian, penyewaan, kepemilikan, pengelolaan, hingga penjualan properti untuk mendapatkan keuntungan.
Investasi properti dinilai sebagai salah satu jenis investasi dengan nilai yang stabil dan bahkan terus meningkat setiap tahunnya. Tak heran, banyak yang percaya bahwa investasi properti tidak memiliki risiko yang tinggi.
Saat Anda melakukan investasi properti, maka Anda pastinya ingin mendapatkan Return of Investment (ROI), baik melalui hasil penjualan kembali, hasil sewa, atau keduanya. Hasil investasi ini didapat dari aset properti yang bisa berupa sebidang tanah dan semua hal yang berada di atasnya, mulai dari bangunan, rumah, pohon, jalanan, dan sumber daya lainnya.
Apabila dilihat dari jangka waktu investasinya, investasi properti menjadi investasi yang cukup fleksibel karena dapat dijadikan investasi jangka panjang atau investasi jangka pendek. Dengan begitu, Anda bisa menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan.
2. Keuntungan dan Manfaat Investasi Properti
Ilustrasi investasi properti, karya pch.vector, via Freepik
2a. Harga Cenderung Selalu Naik
Kebutuhan rumah, tanah, atau apartemen terus meningkat setiap tahunnya, namun ketersediaan lahan yang tidak banyak di kota besar membuat harga yang ditawarkan pun semakin mahal. Hal inilah yang membuat investasi properti dinilai rendah risiko.
Properti tidak memiliki harga yang terlalu fluktuatif seperti investasi lainnya (saham). Harga properti di pasaran rata-rata naik sekitar 10-20% per tahun. Apabila turun, pembalikannya pun cepat sehingga Anda tetap bisa untung.
2b. Sebagai Passive Income
Harga properti yang terus naik sangat berpeluang untuk menjadi sumber passive income atau penghasilan pasif. Anda bisa mendapatkan penghasilan dalam bentuk pendapatan sewa, bunga, dividen, atau royalti dari hasil investasi properti. Apalagi, jika properti Anda berada di kawasan kampus atau jantung kota yang banyak diminati sebagai tempat kos atau disewakan. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penghasilan hanya dengan duduk manis dan rebahan di rumah.
2c. Tidak Tergerus Inflasi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, harga properti cenderung naik setiap tahunnya sebesar 10-20%. Angka ini tentu saja jauh melampaui angka inflasi rata-rata di Indonesia sebesar 3-5% per tahun. Maka, Anda tidak perlu khawatir investasi properti Anda akan tergerus inflasi.
2d. Dapat Dijadikan Jaminan
Properti merupakan salah satu barang berharga yang dapat dijadikan jaminan atau agunan saat Anda membutuhkan pinjaman ke bank. Apabila Anda ingin mendapatkan tambahan modal atau sedang mengalami kondisi darurat, properti Anda dapat dijadikan jaminan untuk mendapatkan dana tunai.
2e Kontrol Harga Berada di Tangan Pemilik
Harga dari investasi saham, obligasi, reksadana dan sebagainya tidak bisa dikontrol oleh investor. Hal ini berbeda dengan investasi properti. Anda sebagai pemilik properti bisa mengatur dan menentukan secara pribadi harga jual properti. Anda bisa memasang harga atau tarif berapa pun saat menjual atau menyewakan properti. Namun, tentu saja tetap dengan mempertimbangkan harga pasar dan kondisi properti bila ingin cepat laku.
Baca juga: Kapan Saat yang Tepat untuk Menggunakan Jasa Desainer Interior?
3. Kekurangan Investasi Properti
Ilustrasi rumah dijual, karya pikisuperstar, via Freepik
3a. Butuh Modal Besar
Seperti yang sudah diketahui, investasi properti membutuhkan modal yang cukup besar atau disebut sebagai investasi padat modal. Harga properti di pasaran dimulai dari harga ratusan juta, miliaran, hingga triliunan rupiah.
Bagi anak muda atau pemula yang baru ingin memulai investasi, apakah sanggup dengan angka ini?
3b. Sulit Dijual Cepat
Harganya yang cukup mahal membuat properti bukanlah jenis investasi yang likuid atau bisa dicairkan sewaktu-waktu. Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjual atau menggadaikannya. Apalagi, jika Anda memiliki properti di lokasi yang kurang strategis atau dengan kondisi yang kurang baik, bisa saja sangat susah untuk menjualnya.
3c Biaya Perawatannya Mahal
Setelah Anda membeli properti, maka tidak mungkin hanya membiarkannya begitu saja, kan? Anda tentu perlu melakukan perawatan rutin untuk properti yang dimiliki dan itu bisa membutuhkan biaya yang cukup mahal. Contohnya, untuk biaya perawatan saat terjadi sesuatu seperti genteng bocor, kayu rapuh dimakan rayap, kebanjiran, dan sebagainya.
4. Cara Investasi Properti
Ilustrasi rumah dijual, karya pikisuperstar, via Freepik
4a. Investasi Properti Sewa
Untuk mendapatkan passive income dari investasi properti Anda, cara yang paling umum diterapkan adalah dengan menyewakannya. Anda bisa membeli properti dalam bentuk apa pun, seperti rumah, apartemen, townhouse, atau kos-kosan untuk kemudian disewakan sebagai tempat tinggal.
Selain itu, Anda juga bisa membeli ruko hingga gedung perkantoran yang bisa disewakan untuk bisnis dan komersial.
Cara investasi sewa bisa membuat Anda mendapatkan penghasilan pasif secara berkala. Anda dapat menyewakan properti dalam jangka waktu bulanan atau tahunan.
4b. Investasi Properti Flipping
Renovasi rumah before (atas) – after (bawah), karya Dhanie & Sal, via Arsitag
Investasi flipping adalah cara investasi dengan membeli properti yang harganya lebih murah dari harga pasaran. Setelah itu, Anda bisa melakukan renovasi dan menjualnya kembali dalam waktu yang terbilang singkat dengan selisih harga yang mendatangkan laba.
Pelaku bisnis flip properti disebut dengan flipper. Sementara, teknik atau strategi penjualannya disebut dengan flipping. Walaupun cara investasi properti ini belum begitu populer di Indonesia, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan keuntungan, lho.
Misalnya, Anda membeli rumah bekas dengan harga Rp 200 juta. Lalu, rumah itu direnovasi dengan total pengeluaran Rp 150 juta. Kemudian, Anda jual kembali dengan harga Rp 600-700 juta. Cara investasi ini tentu menguntungkan dalam jangka pendek karena prosesnya cepat dan bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat.
4c. Investasi Properti Online
Di zaman yang serba online, investasi properti juga bisa dilakukan dengan cara online, lho. Anda bisa mencari investasi properti online terpercaya melalui platform atau aplikasi yang sudah terdaftar di OJK. Platform online ini akan menghubungkan property asset manager dengan para investor.
Cara ini memungkin Anda untuk berinvestasi properti dengan modal yang kecil. Ada beberapa cara yang bisa dipilih seperti investasi patungan dengan investor lain atau membeli saham emiten properti dengan harga yang murah. Namun, pastikan investasi yang dilakukan aman ya, agar Anda bisa mendapatkan keuntungan tanpa harus mengalami kecolongan.
Baca juga: Daftar Istilah dan Profesi Jasa Desain dan Konstruksi Bangunan
5. Tips Investasi Properti Biar Cuan
Master plan proyek properti di Karawang, karya Alien Design Consultant, via Arsitag
5a. Lokasi yang Tepat
Hal paling penting dalam investasi properti adalah pemilihan lokasi yang tepat. Pilihlah properti yang memiliki lokasi strategis, misalnya berada di sekitar universitas atau sekolah, dan di dekat pusat bisnis.
Lokasi ini juga akan mempengaruhi harga jual properti nantinya. Properti yang strategis, mudah dijangkau, dan dekat dengan pusat keramaian pastinya memiliki harga jual dan peminat yang lebih tinggi.
5b. Pilih Pengembang yang Terpercaya
Anda harus mencari tahu latar belakang dari pengembang properti yang ingin Anda beli. Jangan mudah percaya dengan pengembang yang terkenal, tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan janji dan tawarannya. Pilih pengembang yang memiliki minimal 5 tahun pengalaman di bidang properti. Anda juga bisa mencari tahu testimoni dari pembeli lainnya di internet.
5c. Mempersiapkan Dana
Tak hanya biaya properti saja, Anda juga perlu mempersiapkan dana tambahan yang harus ditanggung dalam proses investasi. Misalnya, biaya tanda jadi atau booking fee, uang muka sebesar 20-50%, dan biaya angsuran.
Selain itu, ada juga biaya lainnya seperti biaya bank jika Anda ingin membeli properti dengan KPR, biaya asuransi, biaya pajak BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), hingga biaya notaris untuk mengurus akta dan sertifikat jual beli.
5d. Ikuti Perkembangan Harga Pasar
Jangan terburu-buru membeli properti. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah mencari tahu lebih banyak mengenai harga pasar yang sedang berlaku saat ini. Anda bisa mengecek harga pasar properti secara online atau dengan melakukan riset langsung. Bandingkan beberapa properti terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.
Selain itu, jangan takut untuk membeli saat harga pasar sedang turun. Saat harga turun, maka itulah saatnya Anda untuk membeli. Sebab, harga properti cenderung sangat cepat kembali dan Anda dijamin akan untung besar.
5e. Cek Legalitas Properti
Pastikan sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh pengembang sah secara hukum. Bagi pemula yang belum mengetahui mengenai legalitas properti, Anda bisa memastikan hal ini dengan bertanya kepada notaris yang mengurus akta tanah. Surat-surat ini akan menjadi bukti dari status tanah yang Anda miliki dan fasilitas lainnya.