Fasad simpel Residence 57 yang asri dan sejuk dengan tanaman-tanaman hijau, karya Hadivincent Architects, via Arsitag
Begitu sejuk dan asri! Itulah kesan yang muncul begitu melihat Residence 57 yang dirancang tim Hadivincent Architects.
Bangunan beton yang menjulang tinggi dengan desain yang simpel tak tampak gersang berkat pepohonan, rerumputan hijau, dan tanaman lee kwan yew yang menjadi elemen arsitektur tropis.
Nah, hunian yang berlokasi di Cibubur ini dirancang dengan gaya tropis yang menonjolkan arsitektur minimalis modern.
Hunian Minimalis Mewah dengan Anak Tangga Batu Alam
Anak tangga dari material batu alam, karya Hadivincent Architects, via Arsitag
Bentuk lahan yang tak biasa menjadi tantangan pertama-tama yang harus dihadapi tim Hadivincent Architects. Bukan persegi panjang atau persegi empat, lahan rumah berbentuk melebar di bagian depan dan menyempit di bagian belakang.
Untuk menyesuaikan dengan bentuk lahan, hunian seluas 380 m2 ini dibentuk dari penggabungan dua massa persegi panjang. Lalu, ditambahkan lagi massa bangunan yang menghubungkan kedua masa persegi panjang.
Adapun material utama yang digunakan hanya terdiri dari tiga jenis saja yakni kayu solid, batu alam, dan beton. Material batu alam diaplikasikan secara khusus untuk anak-anak tangga di bagian tengah bangunan yang mengarah ke lantai dua.
Baca juga: Arsitektur Rumah Beton Kontemporer dengan Pencahayaan Spektakuler
Anak tangga yang berada di tengah bangunan, karya Hadivincent Architects, via Arsitag
Dari segi kekuatan, material batu alam menjadi pilihan tepat untuk anak tangga yang berada di luar ruangan. Material batu alam yang kokoh mampu bertahan terhadap hujan dan paparan cahaya matahari di sepanjang tahun. Penggunaan batu alam pada anak tangga ini menjadi elemen tropis yang bersanding serasi dengan vegetasi. Hunian pun terasa lebih nyaman, sejuk, dan juga asri.
Kisi-kisi Kayu Minimalis yang Memesona
Material kayu yang banyak digunakan di lantai dua, karya Hadivincent Architects, via Arsitag
Anak tangga dari material kayu berujung pada amphitheater. Amphitheater ini memisahkan sekaligus menghubungkan dua massa bangunan. Area amphitheater lebih banyak menggunakan material kayu berupa balok-balok kayu yang ditata rapi membentuk kisi-kisi simpel.
Cahaya alami yang masuk melalui kisi-kisi kayu, karya Hadivincent Architects, via Arsitag
Material kayu tak hanya digunakan pada dinding saja, tetapi juga di sebagian lantai dan langit-langit bangunan. Penggunaan kisi-kisi kayu membuat ruangan lebih tertutup, namun tetap memungkinkan cahaya alami masuk dengan porsi yang cukup. Kisi-kisi kayu tampil memesona dengan tetap mempertahankan warna kayu natural.
Baca juga: Arsitektur Rumah Kompak dengan Toko Mungil dan Tiga Kamar Tidur
Ruangan yang Kaya Cahaya Alami
Ruang makan di ground floor, karya Hadivincent Architects, via Arsitag
Desain hunian minimalis mewah ini memisahkan ruang-ruang publik dan ruang-ruang privat dengan tegas. Kamar-kamar tidur sebagai ruang privat berada di lantai atas, sedangkan ruang-ruang publik seperti dapur, ruang keluarga, dan ruang makan berada di ground floor.
Meskipun berada di ground floor, setiap ruangan seperti ruang makan ini, mendapatkan cahaya alami yang cukup berkat bukaan-bukaan besar yang ditambahkan.
Nah, desain hunian minimalis mewah di Cibubur ini bisa jadi inspirasi Anda yang ingin memiliki hunian dengan desain rumah tropis.
Desain rumah ini mampu menyesuaikan dengan bentuk lahan yang tak biasa. Selain itu, rancangannya mampu mengatasi permasalahan umum pada desain rumah tropis yakni cahaya matahari yang sering membuat temperatur hunian jadi kurang nyaman.
Penggunaan tiga material saja, pemanfaatan kisi-kisi kayu dan keberadaan vegetasi telah membuat hunian ini nyaman sekaligus memesona.