Sering kali ada kesan yang sangat menghibur tentang desain rumah tradisional sederhana, di mana harta peninggalan dipajang dengan penuh cinta, masing-masing perabot sangat kaya akan warisan bersejarah dan setiap detail diperhatikan dengan cermat. Berada dalam rumah gaya etnik seolah-olah dapat membangkitkan romantisme dan atmosfer tradisional masa lampau.
Setiap rumah gaya etnik selalu identik dengan suasana damai, nyaman, rileks, dan tenang. Suasana itu seolah-olah mentransfer Anda kembali pada ‘akar’ yang Anda tinggalkan ketika kesibukan dan keruwetan hidup makin membebani. Siapa pun tentu akan merasa betah berada di dalamnya.
Jika Anda pernah melihat desain rumah etnik Jawa, Anda akan merasakan hal yang sama. Begitu pula ketika Anda mengunjungi beragam rumah etnik sederhana yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti misalnya Rumah Gadang adat Minangkabau, Rumah Dalam Loka, rumah adat Nusa Tenggara Barat, Rumah Betang Kalimantan Barat, dan sebagainya.
Kenyamanan pada rumah etnik sederhana terletak pada perpaduan antara hierarki ruang, komposisi-komposisi dalam ruang, dan karakteristik visual yang tercipta dari penggabungan beberapa unsur sekaligus yaitu tata cahaya, warna dan proporsi.
Jika gaya dekorasi rumah Anda sampai sekarang hanya bersifat transisi, kontemporer atau modern, sulit untuk mengetahui bagaimana cara mengubahnya menjadi desain rumah tradisional sederhana tanpa benar-benar mendekor ulang seluruh rumah Anda. Namun, jika anggaran Anda terbatas, jangan khawatir. Tetap saja dimungkinkan untuk mendesain ulang rumah gaya etnik dengan sentuhan modern tanpa merombak total.
Berikut adalah beberapa perubahan penting yang bisa Anda kerjakan di sekitar rumah gaya etnik untuk melestarikan budaya tradisional, tidak peduli gaya apa pun yang Anda terapkan saat ini.
Table of Contents
Desain interior rumah gaya etnik sering kali dikaitkan dengan gaya arsitektur Rustic yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘berkarat’ atau tua (kuno). Konsep ini berbasis pada kesadaran akan lingkungan dan menekankan unsur alami serta elemen yang belum terfabrikasi. Kebanyakan material yang digunakan memiliki tekstur permukaan kasar karena sengaja dibiarkan alami dan tidak banyak di-finishing.
Di Indonesia, desain interior rumah rustic sebenarnya sudah sering diterapkan, terutama untuk bangunan rumah gaya etnik yang menganut paham arsitektur tradisional, seperti rumah-rumah adat dan tradisional. Desain rumah tradisional sederhana bergaya rustic juga memiliki esensi yang menonjolkan kesan alami bagi pengguna ruangnya, dan menawarkan nuansa pedesaan dengan material penyusun elemen ruang yang alami, berkarat, memiliki dimensi yang besar, bahkan tidak di-finishing, diamplas, atau diaci sehingga menonjolkan sisi vernakular. Dengan konsep yang berbasis alam, material berasal dari alam seperti kayu, batu, logam, dan sebagainya diolah dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Konsep desain interior rumah gaya etnik dapat menggunakan konsep eklektik yang memadukan dua unsur atau gaya menjadi bentuk tersendiri dalam satu ruangan. Gaya ini menggabungkan unsur gaya historis dari masa lampau untuk menciptakan sesuatu yang baru dan asli. Dalam arsitektur dan desain interior, elemen-elemen ini mencakup struktur bangunan, furnitur, motif dekorasi, ornamen sejarah, motif budaya tradisional atau gaya dari negara lain.
Konsep desain rumah etnik sederhana bergaya eklektik ini tidak terlihat formal dan kaku karena tampilan ruangan yang tidak semata-mata terfokus pada konsep tradisional saja. Selain itu ruangan juga akan tampak lebih dinamis dan ceria.
Bagi Anda yang menyukai sedikit sentuhan kemewahan, desain interior rumah gaya etnik dapat juga dipadukan dengan konsep klasik yang lebih mengutamakan komposisi, keseimbangan, harmonisasi yang sempurna dan elemen-elemen yang sangat detail.
Desain interior rumah gaya etnik yang menggunakan konsep klasik umumnya memiliki banyak focal point yang diwujudkan melalui detail furnitur dan ornamen serta menonjolkan skala dan proporsi. Seperti halnya Joglo Ksatrian hasil karya MOM Architect, konsep klasik ditonjolkan melalui focal point detail furnitur dan lampu gantung klasik, meskipun tidak terlalu berlebihan. Konsep ini dapat menampilkan ruangan tampak lebih mewah, elegan, dan mengingatkan kita akan masa lampau.
Baca juga: Bagaimana Cara Membangun Rumah Dengan Gaya Klasik
Anda mungkin bertanya, mungkinkah menggabungkan gaya rumah etnik sederhana dengan konsep futuristik? Konsep futuristik dirancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruang yang akan digunakan di masa depan. Biasanya desain ini menggunakan material logam dan bahan fabrikasi dengan efisiensi dan teknologi tinggi.
Desain rumah konsep ini akan menciptakan inovasi-inovasi baru yang berbasis smart technology sehingga desain unik dan iconic di lingkungan sekitarnya.
Karena saat ini konsep modern minimalis sedang menjadi tren, Anda tentu bisa memadukan desain rumah gaya etnik dengan konsep minimalis. Konsep minimalis lebih menekankan kesederhanaan, fungsi, atau efektivitas serta faktor ekonomis penggunanya sehingga membatasi penggunaan ornamen seminimal mungkin bahkan tidak menggunakannya sama sekali karena lebih banyak memainkan komposisi bidang-bidang geometris.
Desain rumah etnik modern minimalis memang anti-ornamen, sementara sebaliknya rumah gaya etnik memiliki ciri khas kaya akan ornamen. Memadukan kedua konsep ini merupakan sebuah tantangan besar. Untuk mengatasinya, Anda bisa membatasi penggunaan ornamen dan menambahkan material alami seperti kayu, batu, logam, ataupun material alami lainnya. Atau, jika tidak memungkinkan, pilihlah furnitur yang berkesan natural dan tanpa ornamen yang berlebihan.
Karena konsep ini menekankan penggunaan ornamen seminimal mungkin, Anda bisa menyingkirkan beberapa ornamen yang tidak perlu dan menonjolkan beberapa elemen struktur atau fungsional sehingga tetap mempertahankan unsur tradisional dengan finishing halus.
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Desain Rumah Arsitektur Minimalis Modern
Prinsip utama yang perlu diperhatikan pada desain rumah gaya etnik adalah mengutamakan fungsi ruang-ruang komunal. Dalam hal ini misalnya pendopo yang merupakan ruang komunal telah menjadi ruang multifungsi bagi penghuninya, baik itu sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, atau ruang serbaguna. Demikian pula halnya dengan teras luas pada rumah Betawi yang juga berfungsi sebagai ruang komunal.
Desain interior joglo pada desain rumah etnik Jawa umumnya memang dibuat luas dengan membatasi penyekat ruangan atau dinding yang bersifat permanen. Area luas inilah yang tepat digunakan untuk ruang komunal yang menjadi inti sebuah rumah gaya etnik. Anda bisa menonjolkan ruang komunal ini dengan menciptakan gaya apa pun yang Anda inginkan.
Prinsip ruang komunal juga berlaku pada rumah-rumah adat lainnya. Selain untuk menerima tamu, ruang komunal ini juga dimanfaatkan sebagai area pertemuan keluarga, area makan, atau upacara adat lainnya, seperti halnya rumah gaya etnik Aceh tersebut di atas.
Desain rumah tradisional sederhana Javanese Reclaimed Wooden House karya Iwan Sastrawiguna [Sumber: arsitag.com]
Jika Anda ingin tetap mempertahankan unsur tradisional, Anda harus memperhatikan ornamen yang terdapat pada setiap rumah gaya etnik. Interior rumah bergaya tradisional kerap menggunakan pola ornamen floral berupa pola-pola sulur tanaman atau dahan pohon. Tidak hanya pada dinding, tetapi juga pada ukiran, kolom, pintu, jendela, dan elemen rumah lainnya. Mengapa pola floral? Sebab pola ini berhubungan dengan bunga atau tumbuhan yang melekat erat dengan kehidupan tradisional di pedesaan.
Tidak seperti gaya kontemporer yang cenderung tampak ramping dan berupa ‘garis lurus’, gaya tradisional cenderung menerapkan desain yang halus dan berbentuk lengkung. Jika Anda perhatikan pola batik, ukiran keris, patung-patung kayu, atau garis-garis pada kain songket, Anda akan menemukan keteraturan, konsistensi, dan detail.
Salah satu ciri khas model rumah gaya etnik adalah pemilihan furnitur untuk desain interior selalu berpasangan, misalnya: kursi, pintu, jendela, dan ornamen lainnya. Ciri khas ini mencerminkan nilai konvensional, pasangan hidup, dan kelanggengan.
Selain prinsip berpasangan, desain tradisional sangat bergantung pada keseimbangan simetris dalam segala aspek desain interior, mulai dari arsitektur hingga penempatan furnitur. Sepasang kursi bergaya etnik, lampu atau vas yang serasi, pasti lebih menonjol pada desain rumah tradisional sederhana.
Meskipun Anda tidak ingin menyimpang terlalu jauh dari penempatan simetris, ada trik cerdas untuk mencegah ruangan terkesan statis. Gunakan cermin di salah satu dinding, gantungkan karya seni, tempatkan karpet dalam bentuk tidak beraturan atau tempatkan meja koktail di samping kursi.
Desain rumah tradisional sederhana tidak menggunakan furnitur yang tampak canggih, namun kerap menggunakan furnitur daur ulang. Bahan-bahannya tidak beli jadi, melainkan memiliki sentuhan khusus dan bersifat personal. Misalnya, furnitur dari sisa kayu daur ulang, perabot antik, atau rotan. Anda bisa menggabungkannya dengan sedikit sentuhan modern pada beberapa furnitur atau ornamen.
Kesederhanaan tidak bisa dipisahkan dari gaya tradisional. Pada desain interior rumah etnik modern, ciri khas ini diaplikasikan melalui penggunaan warna yang tidak mencolok, seperti warna-warna netral yang dekat dengan alam, misalnya cokelat atau putih. Warna tanah, kayu, pepohonan, dan tumbuhan pun dipilih untuk mempertegas kesan tersebut.
Warna yang digunakan cenderung monokromatis atau senada tanpa warna kontras yang terkesan meriah dan ramai. Kesan kedamaian dan ketenangan sangat penting dalam mendukung karakteristik visual dalam desain rumah tradisional sederhana.
Meskipun warna netral selalu aman, tetapi jika Anda ingin tampil lebih berani dan dinamis, pikirkanlah warna-warna pastel seperti biru, ungu, hijau, merah lembut, kuning muda, dan sebagainya. Namun, jika ingin tetap mempertahankan gaya rumah etnik, sisihkan warna lain dan tetap bertahan pada prinsip desain rumah tradisional sederhana.
Pencahayaan pada desain rumah tradisional sederhana cenderung lebih temaram untuk menciptakan kesan berwibawa dan syahdu. Masyarakat Jawa terutama menganggap “aji” atau kewibawaan rumah sebagai salah satu faktor penting dalam penataan interiornya. Teknik pencahayaan seperti ini juga berlaku di hampir semua rumah adat lainnya.
Tirai pada desain rumah tradisional sederhana Javanese Reclaimed Wooden House karya Iwan Sastrawiguna [Sumber: arsitag.com]
Palet warna yang direncanakan dengan cermat dan ketat merupakan ciri khas desain rumah tradisional sederhana. Pertimbangkan untuk memilih kain tirai yang unik jika Anda menyukai jenis kain atau warna tertentu, seperti misalnya tirai kelambu pada tempat tidur atau jendela.
Selain itu, jenis karpet tertentu misalnya seperti karpet Persia dan permadani Oriental adalah salah satu elemen penentu lainnya pada desain rumah gaya etnik.
Apakah yang paling menarik bagi Anda tentang rumah gaya etnik?
Baca juga:
Bagaimana Cara Memadukan Arsitektur Rumah Bali dengan Gaya Modern