Porto Bandung Karya Hadivincent Architect (Sumber: arsitag.com)
Selain makanan, faktor lain yang membuat industri kuliner dunia terus berkembang adalah kemampuan para desainer dan arsitektur membangun desain restoran instagrammable. Desain interior restoran unik tampil dengan berbagai gaya mulai dari klasik hingga modern. Salah satu gaya yang menarik untuk diterapkan dalam bisnis kuliner adalah desain restoran retro. Inilah yang coba diterapkan oleh Hadivincent Architect dalam sebuah proyeknya.
Diberi nama Porto Bandung, restoran yang selesai dibangun pada tahun 2017 lalu ini berlokasi di Ciumbuleuit, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat. Terinspirasi dari gaya desain interior tahun awal 1920-an hingga 1960-an, restoran ini tampil unik dengan gayanya sendiri.
Dinding Kaca yang Mendominasi
Porto Bandung Karya Hadivincent Architect (Sumber: arsitag.com)
Dengan pemandangan ciamik di sekitar, sang desainer seolah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan menampilkannya sebagai view. Alih-alih membuat jendela-jendela besar, Hadivincent Architect memilih menerapkan dinding dengan material kaca transparan. Ini membuat semua tamu bisa duduk bersantai, menikmati hidangan favorit sembari mengagumi keindahan alam.
Jika di siang hari pengunjung akan ditemani cahaya alami matahari, pada malam hari lampu-lampu bergaya retro yang menggantung memberikan penerangan yang meneduhkan.
Gaya Retro Art Deco Dipadu dengan Retro Fifties
Porto Bandung Karya Hadivincent Architect (Sumber: arsitag.com)
Desain retro sebenarnya memiliki banyak cabang lain dan masing-masing memiliki cirri khas tersendiri. Setiap gaya juga memiliki masa keemasannya masing-masing. Di Porto Bandung ini, Anda bisa menemukan perpaduan dua gaya retro sekaligus. Sentuhan Art Deco bisa Anda lihat dengan kesederhanaan konsep. Bentuk-bentuk formal dan geometris serta elemen garis yang simpel dan tegas bisa Anda temukan hampir di semua bagian ruangan.
Ciri lain dari Art Deco yang tampak pada restoran Porto Bandung ini adalah dominasi material kayu solid dan kombinasi dengan material logam. Di sisi lain, tidak seperti gaya Art Deco yang biasanya hanya menggunakan warna-warna netral, Porto Bandung lebih berani mengeksplorasi warna. Anda bisa menemukan penggunaan warna biru gelap dengan sarung cushion bercorak yang cantik di atas sofa-sofa.
Material Kayu Pada Perabotan dan Langit-langit
Porto Bandung Karya Hadivincent Architect (Sumber: arsitag.com)
Selain dinding, material kayu juga bisa Anda temukan di kursi-kursi antik. Meja-meja bundar yang ditata tampak senada dengan pola dinding dan lampu gantung yang berbentuk sama. Di bagian tengah, sebuah meja melingkar menjadi titik pusat yang menyatukan keseluruhan ruangan.
Di bagian langit-langit, alih-alih menggunakan plafon biasa, sang desainer memutuskan untuk menggunakan bilah-bilah papan. Posisinya yang dipasang renggang satu sama lain memberikan tambahan tekstur tersendiri yang membuat ruangan semakin kaya.
Lantai dengan Perpaduan Dua Tema
Porto Bandung Karya Hadivincent Architect (Sumber: arsitag.com)
Untuk menghindari kesan monoton, Hadivincent Architect menggunakan dua tema sekaligus untuk lantainya. Di sebagian sisi, lantai dengan warna semen yang natural tampak membentang. Sementara di sisi lain ada bagian lantai yang dilapisi keramik bercorak unik dengan warna kuning yang cantik.
Porto Bandung Karya Hadivincent Architect (Sumber: arsitag.com)
Secara keseluruhan, Porto Bandung karya Hadivincent Architect ini sukses mengeksekusi gaya retro yang unik. Dengan tetap mempertahankan kesan simpel, desain interiornya tetap cocok untuk menemani Anda bersantap dengan orang-orang tersayang dikelilingi suasana hangat yang meneduhkan. Tertarik untuk datang ke sini?