Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Tahukah Anda, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dalam bidang literasi dunia? Ini artinya, minat baca orang Indonesia masih sangat rendah. Apakah Anda termasuk orang yang jarang membaca? Menurut data UNESCO, dari 1000 orang Indonesia hanya ada 1 orang yang rajin membaca. Nah, untuk mengatasi masalah ini ada berbagai inisiatif yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah proyek microlibrary.
Perpustakaan Mikro Warak Kayu yang berlokasi di Semarang merupakan proyek kelima dalam rangkaian proyek microlibrary. Proyek ini adalah sebuah insiatif yang dibuat oleh SHAU Architects dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak di lingkungan yang berpenghasilan rendah. Untuk itu, perpusatakaan Warak Kayu dibuat dengan strategi merangkul ruang-ruang komunitas dengan menambahkan unsur bermain dan ruang berkumpul selain perpustakaan itu sendiri.
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Perpustakaan unik di Semarang, Warak Kayu, didesain oleh SHAU Architects dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, CSR, foundation, dan komunitas. PT Kayu Lapis Indonesia berperan sebagai pemasok material kayu-kayu hasil olahan limbah pabrik yang tidak terpakai. Sementara, Arkatama Isvara Foundation (AIF) sebagai penyandang dana. Proyek ini pun menjadi pemberian dari AIF untuk kota Semarang.
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Uniknya, Warak Kayu tak hanya sekadar perpustakaan biasa karena desainnya sangat unik dan menonjol. Bahkan, desain perpustakaan ini telah mendapat perhatian dari dunia internasional, lho. Mau lihat seperti apa? Yuk, telusuri bersama!
Menggunakan Bahan yang Ramah Lingkungan
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Material bangunan utama untuk desain perpustakaan unik ini merupakan kayu hasil olahan limbah pabrik yang diprefabrikasi oleh PT Kayu Lapis Indonesia. Selain bahannya yang ramah lingkungan, penggunaan kayu hasil olahan limbah ini digunakan sekaligus untuk mempromosikan produk kayu rekayasa dan kemampuan manufaktur dari Indonesia. Bangunan perpusatakaan ini terbuat dari 100% bahan kayu bersetifikat SVLK dan 98% FSC.
Baca juga: Desain Studio Foto Super Unik dan Keren di Beijing
Konsep Rumah Panggung
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Perpustakaan Warak Kayu mereferensi konsep dari “rumah panggung” tradisional Indonesia yang terbuka. Teknik ini digunakan untuk mengatur udara, pencahayaan, hingga memungkinkan ruang yang tersedia semakin banyak. Desain rumah panggung juga diterapkan guna memaksimalkan lantai dasar dapat digunakan sebagai ruang bermain dan beragam aktivitas.
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Di area bawah, ada tempat duduk tribun yang bisa dipakai untuk workshop, mengajar, atau sekadar duduk sambil membaca. Ada juga ayunan kayu untuk anak-anak, serta ada juga area jaring atau net yang dapat digunakan untuk membaca.
Fasad Berbentuk Wajik
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Nama Warak Kayu sendiri terinspirasi dari pola susunan wajik pada fasad yang menyerupai sisik hewan mitologi khas Semarang, Warak. Bentuk ini sebetulnya terinspirasi dari sistem konstruksi Zollinger dari Jerman.
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Desain perpustakaan kayu ini memiliki fasad yang eye catching semenjak dari tampilan eksterior. Fasad dibuat dengan konsep screen layering, di mana ada elemen yang berfungsi untuk memfilter cahaya matahari langsung agar panasnya tidak masuk, namun bagian interior tetap terang walaupun tidak menggunakan lampu di siang hari. Desain fasad juga berfungsi untuk penghawaan silang, sehingga mampu mendinginkan interior bangunan tanpa harus menambahkan pendingin ruangan. Ada pula secondary layer untuk menghalangi hujan.
Baca juga: Rumah dengan Sistem Pencahayaan dan Pengudaraan Alami
Perpustakaan Warak Kayu karya SHAU Architects, via archdaily.com
Desain perpustakaan Warak Kayu menjadi ikon arsitektur baru untuk Semarang. Dibangun di Taman Kasmaran, yakni lapangan umum di pusat kota yang dekat dengan sungai dan memiliki pemandangan yang indah ke Kampung Pelangi.
Microlibrary ini juga akan menjadi bagian dari rute baru pariwisata kota, lho. Bus tur gratis akan berhenti di perpustakaan ini dan diharapkan dapat menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
Referensi tambahan:
Elmira, Putu. “Menengok Microlibrary Warak Kayu, Destinasi Wisata Baru di Semarang”, liputan6.com [daring] (Diakses: 26 Oktober 2020).
Haryanti, Rosiana. “Bermain dan Belajar di Microlibrary Warak Kayu, Perpustakaan Mini Semarang”, kompas.com [daring] (Diakses: 26 Oktober 2020).