Rumah dikonsepkan dengan optimalisasi denah terhadap cahaya dan udara (Sumber: Samitrayasa)
Artikel ini telah terbit di Majalah Housing Estate Edisi Desember 2019 dengan judul yang sama.
Pemilik rumah ini adalah sepasang suami istri yang sudah menikah selama 20 tahun dan memiliki dua anak. Sebelum memutuskan membangun rumah sendiri, mereka tinggal di rumah orang tua. Seiring dengan bertumbuhnya anggota keluarga, kebutuhan akan privasi juga bertambah sehingga mereka memutuskan membangun rumah di lokasi berdekatan agar tetap dapat menjaga orang tuanya. Kebutuhan dasar pemilik rumah ingin memberikan privasi bagi dua anaknya yang sudah remaja, juga akses yang nyaman terhadap penghuni lanjut usia (lansia). Selain itu pemilik rumah juga menginginkan ada ruang kantor dan gym untuk bekerja serta berolah raga di dalam rumah.
Konsep
Gambar potongan rumah (Sumber: Samitrayasa)
Proyek bertajuk H+A Residence ini berlokasi di Grogol, Jakarta Barat. Luas bangunan dan lahannya 207 m2 dan 259 m2. Rumah dua lantai ini dikonsepkan dengan optimalisasi denah terhadap cahaya dan udara. Banyak ruang-ruang terbuka yang diciptakan dengan penempatan yang efektif. Banyaknya bukaan secara psikologi juga membantu ruangan memiliki sense of no barrier yang membuat penghuni lebih kerasan di rumah dan tidak merasa terkurung.
Gambar potongan – close up (Sumber: Samitrayasa)
Sistem pencahayaan dan sirkulasi udara pasif diterapkan untuk mengurangi penggunaan energi berlebihan baik saat siang hari maupun malam. Setiap ruangan pada rumah ini dimungkinkan mendapatkan cahaya dan udara segar sepanjang hari secara alami. Temperatur di dalam rumah menjadi lebih stabil, membantu rumah menjadi lebih sehat secara natural dengan mengurangi kelembapan dan panas yang berlebih di dalam dinding rumah dan di atas plafon. Tampilan eksterior rumah juga mendukung kesan yang natural dengan pemakaian beton ekspos pada dinding. Bagian plafon luar atap juga ditopang dengan kisi-kisi kayu natural.
Baca juga: Kemewahan Arsitektur Rumah Tropis Bertemu Interior Eklektik via Kompas.com
Lantai Satu
Denah lantai satu (Sumber: Samitrayasa)
Lantai pertama dari rumah ini berada sekitar satu meter di atas area parkir. Akses ke pintu masuk utama didesain menggunakan ramp, bukan tangga konvensional, supaya akses bagi orang tua yang menggunakan kursi roda lebih mudah. Setelah masuk dari pintu utama, penghuni disambut oleh ruang keluarga dengan konsep denah terbuka yang digabung dengan ruang makan dan pantry. Selain pintu utama terdapat juga pintu di bagian samping sebagai akses servis yang terpisah untuk asisten rumah tangga agar privasi ruangan keluarga tetap terjaga. Pintu servis mengarahkan penghuni langsung ke dapur kotor dan area servis lainnya. Area pantry dan dapur kotor dipisahkan oleh sebuah taman kering. Sebuah kamar tidur untuk tamu atau orang tua yang menginap ditempatkan di bagian belakang. Kamar tidur ini memiliki pandangan dan akses langsung ke halaman belakang yang asri.
Lantai Dua
Denah lantai dua (Sumber: Samitrayasa)
Lantai dua diisi kamar-kamar tidur. Di antara kamar-kamar ditempatkan void untuk menembuskan cahaya dan udara dari bawah ke atas juga sebaliknya. Kamar anak laki-laki tepat berada di atas kamar tidur tamu dengan jendela menuju void ke arah taman belakang. Kamar tidur utama ditempatkan di bagian depan dengan kamar mandi di dalam yang memiliki akses pandang ke arah depan hunian. Ruang gym berada di sebelah kamar tidur utama dipisahkan oleh area void yang mengarah ke taman (courtyard) di bawah. Sementara ruang kantor yang berdampingan dengan kamar anak laki-laki berbagi dengan void ke area servis. Untuk membatasi pandangan namun tetap bisa memasukkan udara segar dan cahaya, digunakan dinding dari bata roster pada area kantor.
Profil Arsitek
Tiga arsitek muda yang merancang rumah ini adalah Chicco Geraldy, Theresia Gricela L, dan Doddy Aswarie tergabung dalam biro Samitrayasa berkantor di Jakarta. Ketiganya menyenangi sesuatu yang utopis tetapi realistis dalam desain. Arsitektur bagi tiga serangkai ini adalah manifestasi dari ide yang mengalir terus menerus dalam menciptakan pengalaman baru, ekspresi, dan impresi terhadap ruang, tidak sekadar bentuk dan fungsi.