Apakah Anda ingin membangun atau merenovasi rumah, tetapi dana terbatas? Bagi kalangan menengah ke bawah, begitu mendengar kata ‘Arsitek’, hal pertama yang terlintas adalah ‘mahal’ dan ‘tidak sanggup bayarnya’. Cita-cita mempunyai rumah impian yang ideal sepertinya hanyalah milik kalangan atas. Mereka mampu membayar biaya jasa arsitek untuk mendapat rumah impian yang ‘Wah’. Akan tetapi, bagaimana nasib kalangan menengah ke bawah? Apakah rumah murah yang ideal hanyalah impian belaka?
Rumah Puzzle di Kebon Jeruk, Greenville, Jakarta Barat karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Baca juga: Membangun Rumah Tahap1: Sebelum Bertemu Arsitek
Yu Sing, arsitek rumah murah yang idealis.
Ternyata, ada seorang arsitek yang mendedikasikan ilmu dan ketrampilannya murni untuk dunia arsitektur, tidak mengkotak-kotakkannya berdasarkan status ekonomi. Yu Sing telah menorehkan berbagai karya arsitektur, termasuk rumah murah, yang telah mendapat berbagai penghargaan.
Karya Yu Sing sebagai ‘Arsitek rumah murah’ telah dikenal di berbagai wilayah Indonesia di Jawa, Kalimantan, hingga Papua. Harga rumah yang dibangunnya di bawah Rp 300 juta dan jika anggaran membangunnya kurang dari Rp 25 juta, Yu Sing akan menggratiskan jasa arsitekturnya.
Apakah Yu Sing hanya mampu membangun rumah murah dan tipe kecil?
Jawabannya, tidak.Yu Sing merupakan arsitek kampiun untuk berbagai kalangan. Studio Akanoma memenangkan sayembara tertutup Wika (Wijaya Karya) Leadership Center di Pasir Angin, Gadog, Bogor. Pusat pelatihan kepemimpinan yang dijuluki Wikasatrian merupakan bangunan megah menyerupai ‘Semar’ di antara Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Salak.
Wika Leadership Center di Gadog, Bogor, Jawa Barat karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Studio Akanoma juga memenangkan sayembara untuk Universitas Negeri Makassar, atau yang lebih dikenal dengan Menara Phinisi, sebuah gedung megah setinggi 17 lantai yang menjadi ikon kota Makassar, bahkan dinobatkan menjadi gedung terunik dan tertinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic Paraboloid.
Gedung UNM (Universitas Negeri Makassar) karya Akanoma Yu Sing (Sumber: seputarsulawesi.com, 30 Mei 2016)
Mengapa Yu Sing mau menjadi ‘Arsitek rumah murah’ bagi kalangan menengah ke bawah?
Yu Sing Liem dilahirkan di Bandung, 5 Juli 1976. Setelah lulus dari jurusan Teknik Arsitektur ITB tahun 1999, bersama rekannya, Yu Sing mendirikan Studio Genesis. Pada Juni 2008, Yu Sing mendirikan Studio Arsitektur independen yang diberi nama Akanoma, singkatan dari Akar Anomali. Akanoma berkomitmen pada kebudayaan, potensi, dan permasalahan yang ada di Indonesia.
Yu Sing meyakini bahwa arsitektur bukan hanya untuk orang kaya saja, malahan arsitektur harus bisa mengakomodir semua lapisan masyarakat. Itulah sebabnya, Studio Akanoma mendedikasikan desainnya untuk rumah terjangkau, dengan biaya desain yang murah, supaya kalangan menengah ke bawah dapat memiliki rumah ideal dengan desain yang baik.
Studio Akanoma memiliki empat filosofi desain utama:
- Arsitektur untuk semua
- Mengedepankan arsitektur tradisional
- Membangun saling ketergantungan antara alam, budaya, ekonomi, dan arsitektur
- Mempromosikan ekowisata lokal
Tahun 2009, Yu Sing menerbitkan buku “Mimpi Rumah Murah”. Di dalam bukunya, Yu Sing menuliskan alasannya mau menjadi arsitek rumah murah.
Yu Sing berpendapat bahwa rumah sebagai tempat tinggal dan berlindung, beristirahat, dan bercengkerama dengan keluarga, tidak mengenal status sosial. Arsitek sebagai profesional terdidik dan terlatih seharusnya mampu memberi sentuhan arsitektural sambil mengatasi berbagai masalah desain, termasuk keterbatasan anggaran. Seni dan kreativitas tidak terbatas oleh keterbatasan dana. Yu Sing juga mengatakan “Indah tidak selalu harus mahal.”
Baca juga: 9 Kriteria Rumah yang Baik : Pengalaman Mendalam Tak Terlupa
Cita-citanya untuk membantu desain 100 rumah murah dengan jasa desain murah, membawa kerjasama Yu Sing bersama Prima Rusdi dan Mandy Marahimin melalui penggalangan dana wujudkan.com di tahun 2012 dengan menggagas proyek kemanusiaan “Papan untuk Semua”, sebuah proyek perumahan dan ruang publik untuk kalangan bawah.
Yu Sing juga menjadi juri, pembicara dan penyelenggara berbagai workshop dan sayembara untuk mengajak para arsitek dan calon arsitek untuk peduli pada karya arsitektur untuk kalangan menengah ke bawah. Kepiawaian dan dedikasi Yu Sing telah terbukti serta diakui banyak kalangan profesional arsitektur.
Karya Rumah Murah Yu Sing
Rumah di Ozone Residence
Rumah di Ozone Residence karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Rumah di Perumahan Ozone Residence, Bintaro Veteran, Jakarta Selatan ini bukan hanya berdiri di lahan yang kecil, namun dibangun dengan anggaran terbatas. Walaupun demikian, rumah ini tetap sehat, hemat energi, dan tidak terlalu jauh berbeda dibanding rumah-rumah di sekitarnya yang dibangun dengan biaya lebih mahal oleh arsitek kenamaan lainnya di Indonesia.
Fasade rumah tumbuh ini mengadaptasi bentuk rumah di sekitarnya yang dibangun oleh developer, dengan mengekspos material semen, bata, kayu palet pinus, waferboard bekas peti kemas, dan botol bekas.
Tangga dari kayu palet di Rumah di Ozone Residence karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Walaupun lebar lahan hanya 6 meter, namun kiri kanan rumah masih diberi jarak dengan tetangga untuk taman kering dan sirkulasi gerak, pencahayaan alami, dan ventilasi silang, sehingga rumah ini hemat energi.
Botol bekas untuk dinding tempat jemur di Rumah di Ozone Residence karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Baca juga: Mengekspos Kepolosan Material dan Elemen Arsitektural
Rumah di Kranggan
Rumah dengan taman tengah di Griya Mitra Insani, Jl. Ganceng, Kranggan, Cibubur karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Rumah tipe 60 ini memiliki kualitas ruang yang baik karena memiliki taman tengah yang cukup luas sebagai sumber cahaya dan ventilasi silang untuk semua ruangan di antara kedua massa bangunannya. Selain itu, rumah tumbuh ini juga mudah ditingkatkan tanpa mengorbankan kualitas ruangnya.
Kamar Tidur Rumah dengan taman tengah di Kranggan, Cibubur karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Material rumah menggunakan dinding bata ekspos, lantai semen ekspos, dan atap fiber semen non-asbestos yang dirambati pohon. Lama-kelamaan, setiap material alami akan semakin berkarakter, tidak perlu pengecatan berulang atau penggantian keramik. Perawatan menjadi lebih mudah dan murah.
Ruang Tamu dan Ruang Kerja di Rumah dengan taman tengah ,Kranggan,Cibubur karya Akanoma Yu Sing (Sumber:arsitag.com)
Dalam mewujudkan rumah murah, Yu Sing memanfaatkan material daur ulang, mudah perawatan, hemat material, ramah lingkungan, dan kualitas ruang yang baik. Metode perancangannya dimulai dengan konsep desain daur, yaitu mengoptimalkan material rumah lama untuk merenovasi rumah.
Yu Sing dan Akanoma beserta karya-karya arsitekturnya, telah membuktikan bahwa arsitekur itu untuk semua kalangan, tidak mengenal batasan dan status sosial. Jadi, memiliki rumah murah dengan desain arsitektural yang indah, bukan lagi hanya impian.
Baca juga:
Dinding Bata yang Tak Lekang oleh Waktu
Kenali Jenis dan Fungsi Batu Bata
Beberapa Ide Desain Kreatif Untuk Rumah Anda :