Fasad rumah split level yang terbuka, karya Andesh Tomo Design via Arsitag
Sedang mencari inspirasi rumah split level?
Rumah yang berada di Jakarta Selatan ini bisa jadi referensi yang tepat. Berdiri di lahan seluas 300m2, rumah ini dari depan terlihat seperti bangunan dua lantai namun tampak seperti bangunan tiga lantai dari belakang. Dirancang oleh tim arsitek Andesh Tomo Design, hunian ini menawarkan interaksi bebas antarruang.
Table of Contents
Dirancang saat wabah Covid-19 terjadi, rumah split level ini memanfaatkan teras sebagai ruang untuk menerima tamu. Teras berada di sudut rumah dengan pemandangan ke taman dan jalan perumahan. Suasana yang terbuka memang menjadikan teras sebagai tempat paling aman untuk menjamu orang luar.
Saat pandemi Covid-19 telah usai, teras masih menjadi spot favorit untuk chit chat. Pasalnya, teras dirancang nyaris menyatu dengan dapur. Pemisahnya hanya pintu-pintu geser dari material kaca yang bisa dibuka lebar-lebar. Interaksi bebas yang hangat bisa terjalin sembari menjamu tamu dengan makanan langsung dari dapur.
Berbeda dari sudut-sudut rumah lainnya yang didominasi nuansa kayu dan beton, dapur menjadi salah satu ruang unik yang mengusung warna biru. Aksen warna biru yang dikombinasikan dengan keramik mozaik putih menjadikan dapur tampak segar. Tanpa penyekat, dapur ini terhubung dengan ruang makan sehingga interaksi antara teras, dapur, dan ruang makan bebas hambatan.
Di rumah split level ini, perbedaan ketinggian antarlantai tak terlalu terasa, tak sampai 10 anak tangga. Karena itu, ketika berada di ruang keluarga yang berada di lantai dua, penghuni rumah split level ini tetap bisa melihat dan berinteraksi dengan penghuni lain yang berada di lantai berbeda.
Selain itu, anak tangga menuju ke ruang keluarga tak sekedar menjadi penghubung antarruangan. Setengah bagian anak tangga dirancang sebagai sudut untuk duduk santai sembari berinteraksi dengan penghuni lain yang berada di ruang keluarga maupun ruang makan.
Di rumah split level ini, ruang-ruang saling terhubung dengan permainan ketinggian level yang berbeda. Tanpa tembok-tembok penyekat, suara penghuni rumah yang sedang berada di ruang terpisah bisa terdengar dengan jelas sehingga memudahkan interakasi sosial dan visual.
Perbedaan ketinggian lantai yang tak begitu terasa didukung pula dengan keberadaan void yang membuat setiap ruang berlimpah cahaya alami dan udara segar seperti terlihat di ruang keluarga ini.
Ruang belajar untuk anak-anak berada di lantai tiga. Lagi-lagi konsep split level yang diaplikasikan membuat interaksi penghuni tetap bisa dilakukan dengan mudah lho. Suara-suara dari lantai dua bahkan dari lantai satu masih bisa terdengar dari ruang belajar ini.
Selain ruang belajar, di lantai tiga ini juga terdapat ruang serbaguna dan kamar anak. Walaupun terasa begitu privat karena berada di lantai teratas, konsep split level membuat pengawasan terhadap anak-anak bisa dilakukan dengan mudah.
Nah, konsep split level kini tak hanya diterapkan di lahan sempit saja. Dalam perkembangannya, desain rumah split level juga semakin banyak diaplikasikan pada lahan luas seperti rumah yang dikerjakan tim Andesh Tomo Design ini. Konsep split level mengganti batas ruang berupa tembok-tembok beton dengan variasi ketinggian lantai. Penghuni rumah tetap bisa memperoleh ruang-ruang untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan interaksi bebas antarruangan.
Berminat punya hunian seperti ini?