Proyek Sokasi Bamboo Cooking School Bali karya Agung Budi Raharsa via Arsitag
Bali memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Sebagai destinasi wisata utama, ragam aktivitas menjamur untuk memberi pengalaman yang lebih kaya kepada para wisatawan, baik domestik maupun internasional. Salah satu kegiatan wisata yang menarik dan unik ialah kelas memasak. Bukan kelas memasak biasa, Bali tentu akan menghadirkan konsep yang lebih memanjakan. Kelas memasak ini dilakukan dengan konsep alam di ruang berarsitektur tradisional Bali.
Di desain oleh Agung Budi Raharsa, kawasan yang berkolaborasi dengan Four Season Resort Ubud ini tidak hanya akan memberi pengalaman belajar, tetapi juga memanjakan mata sekaligus menyegarkan pikiran dengan keindahan arsitekturnya.
Berada di tepi sungai Ayung di Desa Sayan, Ubud, Sokasi Bamboo Cooking School tentu dirancang khusus untuk menghindari abrasi. Kontur tetap dipertahankan selain untuk menjaga stabilitas tapak, juga untuk memberi kesan natural. Pembangunan perkerasan seperti untuk jalan setapak menggunakan batu alam sehingga secara visual tetap harmonis dengan suasana sekitarnya. Beberapa tanaman eksisting seperti pohon tua juga dipertahankan agar lahan tetap stabil serta menjadi bagian dari keindahan lanskap itu sendiri.
Sebagaimana namanya, Sokasi Bamboo mengusung konsep arsitektur tradisional Bali berbahan bangunan bambu. Bambu yang digunakan ialah Bambu Tali (Gigantochloa apus) yang memang menjadi material bambu khas Bali, baik untuk arsitektur maupun upacara adat.
Bangunan ikonik ini menjadi daya tarik yang menawan karena dibuat dari 100 persen bambu. Berbentuk pavilion terbuka atapnya seperti rumah keong dengan bentuk organik natural, membuatnya terlihat esangat ‘nyeni’. Tiap-tiap pilar yang membentuk rangka yang menyusunnya membentuk lengkungan sehingga terlihat dinamis dan tentunya estetik.
Pilihan material bambu pada bangunan utama tentu menjadi nilai tambah bagi estetika arsitektur Sokasi. Tekstur bambu dengan warna kuning cokelatnya tentu sangat menyatu dengan alam sekitar. Konsep terbuka juga menjadi sangat tepat sehingga selain visual yang bisa dinikmati dari dalam, udara, suara, dan unsur lain bisa dinikmati semua panca Indera. Lanskap sekitar bangunan juga dirancang sealami mungkin, namun tetap bersih untuk kemudahan fungsi.
Proyek Sokasi Bamboo Cooking School Bali karya Agung Budi Raharsa via Arsitag
Penataan lanskap untuk kawasan berkonsep alam memiliki tantangan tersendiri. Hal ini lantaran taman harus ditata, tetapi jangan terlalu terlihat tertata agar kesan alaminya tetap ada. Lebih dari itu, pilihan tanaman yang paling bijak ialah tanaman lokal. Selain agar menyatu dengan lingkungan sekitar, juga agar lebih mudah tumbuh dan tidak membawa hama penyakit dari luar.
Pada desain lanskap Sokasi Bamboo, tampak area taman dipenuhi tanaman tropis yang dirancang sedemikian rupa sehingga terlihat natural. Jalan setapak ditempatkan untuk memudahkan akses namun menggunakan material alam sehingga lebih ramah lingkungan.
Tampak Dalam Bangunan Sokasi BambooKarya Agung Budi Raharsa via Arsitag
Bagian yang sangat memukau dari Sokasi ialah bagaimana rangka bambu yang dibuat membentuk lengkung-lengkung yang indah dan megah. Rangka ini terbentuk dengan mengikat pondasi bambu satu dan lainnya. Arsitektur tradisional ini sangat ramah dlingkungan dan dipercaya lebih aman dan ringan.
Jika bisa dikatakan, struktur bangunan full bambu seperti karya Agung Budi Raharsa ini lebih dari sebuah karya. Bagaimana tidak, karya arsitektur tradisional ini tidak hanya bisa dinikmati mata, tetapi sejatinya juga menjadi refleksi kayanya budaya lokal. Perpaduan antara kemajuan arsitektur dengan nilai budaya dan lanskap juga patut diapresiasi ditengah modernitas yang mungkin tidak ramah lingkungan.