Penggunaan material ramah lingkungan dalam dunia konstruksi menjadi semakin populer seiring dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi dari hasil pembakaran batu bara dan minyak bumi, atau yang biasa disebut bahan bakar fosil (fossil fuel).
Material ramah lingkungan sering juga disebut eco-friendly atau green building material merupakan jenis material yang aman bagi lingkungan baik dalam proses produksi, penggunaan, hingga nanti saat tiba di masa akhir penggunaannya karena dapat didaur ulang.
Popularitas bahan material ini sendiri juga berasal dari manfaat yang diberikan. Membangun properti pakai material ini terbukti dapat mengurangi emisi karbon serta menjaga suhu tetap stabil untuk kenyamanan para penghuni.
Kenali lebih jauh tentang ragam bahan bangunan ramah lingkungan beserta keunggulan masing-masing:
Table of Contents
Bangunan yang terbuat dari kayu (rangka kayu dan finishing kayu) membuat suasana di dalamnya terasa lebih sejuk dan hangat. Kayu yang dipergunakan dapat berupa kayu solid ataupun kayu rekayasa dengan lapisan tengah yang terbuat dari potongan kayu ataupun serbuk kayu yang dipadatkan.
Bambu merupakan bahan bangunan yang telah lama dipergunakan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Bambu memiliki berbagai keunggulan mulai dari bobot yang ringan, kokoh, tahan lama, serta lentur sehingga dapat dengan mudah dibentuk sesuai keinginan. Bahan material alam ini juga memiliki daya tahan yang baik terhadap gempa bumi.
Batu termasuk bahan alami yang ramah lingkungan. Material ini memiliki pesona tersendiri yang membuat Anda tidak perlu menambahkan lapisan akhir dalam bentuk cat ataupun jenis finishing lainnya.
Material ini terbilang sangat mudah dalam hal perawatan, kuat menahan beban, dan tahan lama. Keunggulan lainnya adalah dari segi anti api untuk keamanan para penghuni.
Batu bata termasuk dalam material ramah lingkungan yang telah dipergunakan sejak zaman dahulu kala. Bata merah terbuat dari campuran bahan organik berupa tanah liat dan tambahan bahan lainnya. Di negara barat, bata atau adobe brick terbuat dari campuran tanah liat dan jerami.
Bata unggul dalam hal kemampuannya meredam suara sehingga cocok dipergunakan di area yang ramai. Material ini memiliki tampilan yang estetik dan dapat dipergunakan dengan ataupun tanpa lapisan tambahan. Para arsitek juga dapat berkreasi dengan bentuk dan sudut pemasangannya untuk hasil yang lebih menarik.
Batang jerami dapat dipergunakan sebagai material bangunan. Umumnya, batang jerami dapat ditemukan pada rumah-rumah tradisional, namun saat ini, beberapa hunian modern juga dibangun dengan menggunakan material tersebut.
Jerami sangat mudah ditemukan dan tumbuh dengan cepat di alam liar sehingga persediaannya hampir tidak terbatas. Penyusunan batang jerami yang tepat dapat membantu meredam suara atau kebisingan serta membuat suhu ruangan lebih sejuk (menghasilkan insulasi suara dan suhu). Di akhir masa penggunaannya, jerami dapat dirubah menjadi bahan kompos.
Salah satu solusi untuk mengatasi tumpukan sampah plastik yang menggunung adalah dengan mendaur ulangnya menjadi material ramah lingkungan. Material ini sangat melimpah dan mudah didapatkan.
Plastik daur ulang ternyata mempunyai daya tahan yang baik serta mampu meredam suara.
Selain mengurangi limbah di permukaan bumi, penggunaat material ini juga dapat meminimalisir emisi gas rumah kaca, yang akan berdampak baik kepada lingkungan.
Ferrock terbuat dari material daur ulang seperti debu baja dan silika dari serbuk pecahan kaca. Bahan bangunan ramah lingkungan ini merupakan alternatif pengganti semen dengan daya rekat setara.
Keunggulan dari ferrock adalah dari segi kekuatan dan daya tahannya, sehingga cocok dipergunakan pada bangunan yang terpapar air laut. Material ini juga memiliki kemampuan mengikat Co2 sehingga secara keseluruhan dapat mengurangi polusi udara.
Ashcrete adalah jenis beton yang menggunakan abu terbang (fly ash) sebagai salah satu bahan campurannya, menggantikan sebagian semen Portland yang biasanya digunakan dalam beton konvensional. Fly ash atau abu terbang adalah limbah hasil pembakaran batu bara di pembangkit listrik, dan penggunaannya dalam Ashcrete membantu mengurangi limbah yang berpotensi merusak lingkungan.
Selain itu, jejak karbon Ashcrete lebih rendah daripada beton konvensional karena mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari produksi semen. Dengan menggunakan bahan yang ada sebagai pengganti, Ashcrete dapat dianggap eco-friendly karena mengurangi pemakaian sumber daya alam yang terbatas dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Hempcrete adalah sebuah bahan konstruksi yang terbuat dari serat dari tanaman hemp (ganja) yang dicampur dengan kapur dan air. Ini adalah alternatif ramah lingkungan untuk beton tradisional karena serat hemp adalah sumber daya yang dapat diperbaharui dengan cepat dan proses pembuatannya menghasilkan karbon dioksida negatif, yaitu mengurangi jejak karbon.
Hempcrete juga mempunyai kemampuan isolasi termal yang baik, kuat menahan beban, mengurangi kebutuhan pemanasan dan pendinginan, serta dapat mengatur kelembaban di dalam bangunan. Selain itu, penggunaan hempcrete dapat membantu mengurangi penanaman ganja ilegal dan mempromosikan penggunaan tanaman ganja untuk tujuan yang sah dan berkelanjutan, menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan dalam industri konstruksi.
Material ramah lingkungan ini berasal dari jamur. Mycelium merupakan bagian akar dari jamur yang berada di dalam tanah. Mycelium yang telah dikeringkan dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan.
Keunggulan mycellium adalah mudah untuk dibentuk dan mempunyai daya tahan atau kekuatan yang lebih baik dari beton. Walaupun begitu, material ini sangat ringan dan mudah dalam proses transportasinya. Mycelium dapat dipergunakan untuk insulasi, lantai hunian, dan berbagai jenis furnitur lainnya. Namun, teknologi ini belum berkembang luas sehingga masih sulit untuk ditemukan.
Jadi, itu tadi berbagai macam material ramah lingkungan yang saat ini telah banyak dipergunakan di berbagai belahan dunia.