Desain Proyek La Paranda Restaurant Karya Studio Asri via Arsitag
Kearifan lokal pada sebuah karya arsitektur akan memberi pengalaman lebih dekat dengan penikmatnya. Hal ini juga yang nampaknya coba dibangun oleh tim Studio Asri dalam mendesain sebuah restoran di Pulau Sumba, NTT, yaitu La Paranda Restaurant.
Konsep semiterbuka yang diusung, menempatkan pula sentuhan-sentuhan khas dari rumah adat Sumba yang menjadikan restoran ini tampil berbeda namun homey untuk pengunjungnya.
Kira-kira, apa saja yang menarik dari desain restoran ini? Berikut beberapa ulasannya.
Table of Contents
Rumah Adat Sumba dikenal dengan nama Bale. Rumah berbahan kayu dan bambu ini memang dikenal memiliki ruang luas dan semi terbuka. Hal ini disesuaikan dengan iklim yang ada di sana yang cenderung panas sehingga ruang memerlukan sirkulasi angin yang maksimal serta penggunaan bahan alam berupa kayu dan bambu yang memberi efek lebih sejuk.
Sebagaimana rumah adat Sumba, penggunaan material alam hampir secara penuh digunakan dalam pembangunan restoran ini. Kayu menjadi struktur utama untuk tiang dan dan rangka atap, daun rumbia untuk penutup atap, bambu untuk dinding atap, hingga meja dan kursi yang juga berbahan dasar kayu. Selain itu, elemen batu alam juga diaplikasikan untuk dinding pagar, serta batu hias untuk dekorasi lantai.
Agar suasana ini semakin asri dan sejuk, tentunya elemen tanaman mengambil peranan penting baik melalui tanaman hias pot, tanaman gantung, serta tanaman pada area taman.
Berada di daerah yang cukup panas dengan konsep desain semi-outdoor, tentu permainan warna menjadi penting. Beruntungnya, dengan penggunaan material alam, warna-warna yang ditimbulkan juga menjadi lebih harmonis. Warna asli dari material alam dibiarkan terekspos tanpa perlu dicat sehingga tidak hanya mengoptimalkan konsep natural yang ingin dibangun, tetapi juga memberi kenyamanan secara visual. Warna-warna alami seperti ini akan membuat pengunjung lebih betah karena memberi kesan sejuk dan adem.
Suku Sumba dikenal sebagai pelaut yang ulung. Kehidupan mereka sangat lekat dengan laut dan perahu. Satu jenis perahu tradisional di Sumba dikenal dengan nama Perahu Ketinting. Perahu bekas yang biasa dijadikana alat transportasi untuk mereka mencari ikan ini dengan apik disulap menjadi meja. Karya ini tentu saja sangat menarik perhatian dan menjadi desain yang ikonik di restoran ini.
Pencahayaan menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari sebuah desain. Melalui pencahayaan, suasana yang ingin dibangun bisa terbentuk. Mengingat La Paranda merupakan restoran yang berkonsep tradisional dan ingin menghadirkan kesan intim, maka pencahayaan dari lampu sorot dan lampu bohlam bercahaya kuning remang adalah pilihan tepat. Selain itu, lampu hias gantung juga menjadi bagian penting untuk menambah kesan hangat dan romantis yang membuat restoran ini nyaman untuk semua pengunjung berlama-lama di sana.
Bila Anda sedang mencari desain cafe atau restoran lainnya, mungkin desain cafe dari biro arsitektur Studie ini bisa menginspirasi Anda:
.