Kapal Phinisi merupakan alat transportasi tradisional Indonesia yang dipergunakan oleh nenek moyang kita untuk mengarungi samudra luas. Kegagahan dan keunikan desainnya sudah dikenal di penjuru dunia. Desain kapal wisata Phinisi ini memberikan pesona khas Indonesia bagi para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Table of Contents
Desain kapal wisata ini memiliki ciri khas dari kapal Phinisi. Dua tiang utama serta tujuh buah layar. Pada bagian depan, terdapat tiga buah layar, sedangkan pada bagian tengah dan belakang terdapat masing-masing dua layar. Secara filosofis, tujuh layar tersebut menggambarkan kemampuan nenek moyang dalam menjelajahi tujuh samudera. Warna kain layar biru gelap serupa dengan lautan di sekitarnya.
Desain kapal wisata Phinisi ini memiliki ukuran yang lebih compact dan ramping, tanpa kehilangan kesah gagah dari kapal Phinisi; cocok untuk mengangkut penumpang dalam kelompok kecil dan mengantarkan mereka ke tempat tujuan.
Superstructure atau bangunan di atas lantai kapal ini terbagi menjadi 3 tingkat. Pada tingkat pertama terdapat anjungan dan kabin untuk para staf kapal yang siap melayani tamu. Di bagian buritan terdapat area untuk bersantai di tengah hari yang tidak terlalu panas.
Tingkat kedua merupakan ruang personal lengkap dengan kamar tidur untuk beristirahat. Sementara lantai ketiga atau upper deck menjadi tempat terbaik untuk bersantai dan berjemur sembari menikmati pemandangan lautan di sekitarnya. Pada bagian upper deck terdapat beberapa kursi panjang santai lengkap dengan alas yang empuk.
Para tamu dapat menikmati hidangan dan makan bersama di haluan kapal. Desain kapal wisata ini menempatkan meja makan di haluan kapal untuk para penumpang. Sebuah meja panjang dan dua kursi panjang di kedua sisinya dapat menampung hingga 10 orang. Penempatan meja dan kursi makan berada segaris dengan tangga naik ke lantai 2. Penempatannya ditata sehingga tetap memberikan ruang gerak yang leluasa di kedua sisinya.
Material yang dipergunakan untuk meja dan kursi makan ini memiliki warna serupa dengan material kayu pada elemen kapal di sekitarnya. Hasilnya adalah tampilan yang membaur sempurna dengan kondisi kapal.
Kayu menjadi material utama dari keseluruhan desain kapal wisata Phinisi ini. Selain dipergunakan sebagai bahan dinding kapal, material alam ini juga dipergunakan pada seluruh furnitur kapal termasuk segala sesuatu yang ada di dalam kamar tidur ini. Perbedaan warna finishing coklat yang lebih gelap pada tiang plafon, lantai, dan rangka pintu menghadirkan kontras yang menarik dengan warna coklat terang pada bagian ruang yang lain.
Kamar tidur ini dilengkapi dengan tempat tidur ganda, dua meja samping tempat tidur, dan sebuah lemari penyimpanan berbentuk memanjang pada sisi kamar. Lemari ini juga berfungsi ganda sebagai sofa mungil. Jendela kaca pada kedua sisi kamar memastikan akses masuk yang tidak terbatas untuk cahaya matahari.
Desain kapal wisata khususnya area kamar tidur ini memiliki beberapa sentuhan menarik. Mulai dari desain abstrak di atas headboard yang terlihat berkerut menghadirkan tekstur-tekstur dalam balutan warna kuning emas dan cokelat. Sentuhan menarik lainnya hadir melalui pola etnik pada selimut dan sarung bantalnya. Pola etnik khas Indonesia ini sengaja dihadirkan dalam warna biru yang menggambarkan lautan biri di sekitarnya.
Ayo, kapan Anda mencoba berlayar di atas Kapal Phinisi Labuan Bajo?