Apa Itu Manajemen Proyek Konstruksi?

manajemen proyek konstruksi

Pernah dengar istilah Manajemen Proyek Konstruksi atau yang biasa disingkat dengan MPK? Manajemen Konstruksi adalah proses yang mengatur atau mengelola pekerjaan pembangunan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan dari pembangunan tersebut.

Manajemen konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya, dan waktu. Proses ini memadukan antara mengatur proses pembangunan dengan sumber daya yang tersedia agar waktu yang digunakan bisa seefektif dan seefisien mungkin.

Manajemen proyek konstruksi adalah salah satu aspek penting dalam industri pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini melibatkan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan proyek konstruksi, seperti pembangunan jalan tol, jembatan, bandara, dan perumahan. Tujuannya adalah mengelola pelaksanaan proyek agar sesuai dengan perencanaan dan menghasilkan hasil yang optimal.

Selain itu, manajemen konstruksi juga bisa diartikan sebagai jasa yang diberikan oleh konsultan konstruksi dalam bentuk nasihat dan bantuan dalam melaksanakan proyek pembangunan. Nah, agar lebih jelas, simak pembahasan lengkap seputar MPK berikut ini.

Proyek konstruksi Deltaco Kontraktor via Arsitag
Proyek konstruksi Deltaco Kontraktor via Arsitag

Definisi Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen Proyek Konstruksi adalah proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian pekerjaan pembangunan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan pembangunan. Tujuannya adalah mengelola biaya, kualitas, waktu pelaksanaan, risiko, dan sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Manajemen ini juga melibatkan pemantauan lapangan, pengawasan progres, dan koordinasi dengan kontraktor dan konsultan. Manajemen Proyek Konstruksi berperan penting dalam memastikan bahwa proyek konstruksi berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan, dan menghasilkan hasil yang optimal.

Pekerjaan pelaksanaan proyek pembangunan gedung perkantorkan, via Pexels
Pekerjaan pelaksanaan proyek pembangunan gedung perkantorkan, via Pexels

Peran dan tugas manajemen proyek konstruksi mencakup pengawasan di lapangan, pemantauan progres pekerjaan, pengadilan jika pekerjaan tidak sesuai dengan kesepakatan, mengadakan rapat dengan konsultan dan kontraktor, dan menjaga hubungan baik dengan pemilik proyek.

Fungsi Manajemen Proyek Konstruksi

Secara umum, ada 4 fungsi dari MPK dalam proses pembangunan suatu proyek. Berikut di antaranya:

1. Planning

Fungsi yang pertama adalah perencanaan atau planning. Dalam segi perencanaan, MPK berfungsi untuk menentukan jenis proyek pembangunan apa yang akan dikerjakan, kapan, dan bagaimana cara mengerjakannya. Biasanya, pengambilan keputusan untuk rencana pembuatan konstruksi ini dilakukan oleh manajer konstruksi.

2. Organizing

Selanjutnya, MPK juga berfungsi untuk melakukan pengorganisasian atau organizing. Caranya adalah dengan membentuk organisasi atau divisi-divisi yang dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah proyek sesuai dengan yang sudah direncanakan. Manajer konstruksi memiliki hak untuk memberikan penempatan beberapa tim atau anggota kerja ke dalam suatu divisi.

3. Actuating

Manajemen konstruksi juga berfungsi untuk melakukan pembinaan atau pengarahan seperti memberikan pelatihan, bimbingan, dan bentuk arahan lainnya agar setiap orang bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.

4. Controlling

Selain melakukan pengarahan, manajemen konstruksi juga bertindak sebagai pengawas untuk kegiatan proyek dan melakukan evaluasi jika terjadi penyimpangan dalam suatu divisi selama proyek berlangsung.

Ilustrasi kegiatan konsultan MPK dalam melakukan kontrol lapangan, via Pexels
Ilustrasi kegiatan konsultan MPK dalam melakukan kontrol lapangan, via Pexels

Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan utama dari manajemen proyek konstruksi adalah untuk mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan proyek pembangunan agar mendapatkan hasil yang optimal. Nah, untuk mencapai tujuan tadi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu.

1. Pengelolaan Biaya

Penting bagi tim manajemen konstruksi untuk merencanakan dan mengelola biaya proyek dengan cerdas. Sistem manajemen konstruksi yang terstruktur memungkinkan pengelolaan biaya yang akurat dan terarah, memastikan kepatuhan terhadap anggaran yang telah ditetapkan serta menghindari pemborosan yang tidak perlu.

2. Pengelolaan Waktu

Kesuksesan suatu pekerjaan proyek konstruksi juga bergantung pada pengelolaan waktu pelaksanaan pekerjaan yang efektif. Melalui pengaturan alur kerja yang terstruktur, komunikasi yang lancar, dan pelaksanaan tahapan pekerjaan sesuai rencana, proses kerja dapat berjalan sejalan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Pengelolaan Kualitas

Kualitas hasil kerja menjadi fokus utama dalam sistem manajemen konstruksi. Diharapkan bahwa setiap proyek konstruksi menghasilkan kualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ini mencakup aspek tampilan visual serta integritas struktural bangunan.

4. Pencegahan Risiko

Risiko adalah bagian tak terpisahkan dari proyek konstruksi. Dalam sistem tata kelola konstruksi, identifikasi, analisis, estimasi, dan langkah pencegahan risiko menjadi prioritas. Ini membantu tim menghadapi tantangan yang mungkin muncul dengan persiapan yang matang, meminimalkan dampak negatif.

Pembengkakan biaya (overbudget) adalah salah satu risiko proyek konstruksi yang sering terjadi, via Pexels
Pembengkakan biaya (overbudget) adalah salah satu risiko proyek konstruksi yang sering terjadi, via Pexels

Berikut risiko-risiko yang mungkin dan sering terjadi dalam proses pembangunan proyek konstruksi:

  • Keterlambatan Waktu: Proyek bisa mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk, masalah logistik, atau masalah perizinan.
  • Biaya Melebihi Anggaran: Bisa terjadi ketika estimasi biaya awal tidak akurat atau terjadi perubahan dalam spesifikasi proyek yang tertera dalam dokumen kontrak.
  • Masalah Kualitas Konstruksi: Kesalahan dalam pelaksanaan konstruksi bisa mengakibatkan hasil akhir yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan.
  • Keselamatan dan Kesehatan Pekerja: Risiko cedera atau kecelakaan di tempat kerja bisa terjadi jika tidak ada langkah-langkah keselamatan yang memadai.
  • Masalah Izin dan Peraturan: Kesulitan dalam mendapatkan izin konstruksi atau mengikuti peraturan yang berubah bisa menjadi risiko.
  • Ketidaksesuaian dengan Desain: Terkadang konstruksi tidak sesuai dengan rencana desain awal, mengakibatkan perluasan atau perubahan.
  • Keterbatasan Sumber Daya Manusia: Kurangnya tenaga kerja terampil atau masalah dengan subkontraktor bisa mengganggu proyek.
  • Pengadaan Material yang Tidak Tepat: Keterlambatan pengiriman atau masalah kualitas dengan material yang dibeli bisa menjadi masalah.
  • Risiko Lingkungan: Proyek konstruksi dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan jika tidak dielola dengan baik.
  • Perubahan dalam Kondisi Geologis: Tanah yang lemah atau berubahnya kondisi geologis dapat mempengaruhi fondasi dan stabilitas bangunan.
  • Gangguan Protes: Terkadang, pekerjaan proyek konstruksi dapat menghadapi protes dari masyarakat sekitar yang dapat mengganggu jalannya proyek.
  • Masalah Teknologi dan Perangkat: Gangguan pada peralatan atau masalah teknologi dapat memperlambat proyek.
  • Perubahan Harga Material: Fluktuasi harga bahan bangunan dapat mempengaruhi biaya proyek.
  • Ketidakpastian Politik: Perubahan dalam kebijakan pemerintah atau perubahan dalam lingkungan politik dapat mempengaruhi proyek.
  • Ketidakpastian Pasar: Perubahan dalam permintaan pasar atau kondisi ekonomi dapat memengaruhi proyek konstruksi, terutama proyek komersial.
  • Kemacetan Lalu Lintas: Masalah transportasi dan lalu lintas dapat mempengaruhi pengiriman material dan pekerjaan konstruksi.
  • Perubahan dalam Desain atau Perubahan Lingkup: Perubahan dalam rencana desain atau perubahan lingkup proyek dapat mempengaruhi biaya dan waktu pelaksanaan.
  • Kualitas Tanah yang Buruk: Tanah yang tidak stabil atau masalah geoteknik lainnya dapat mengakibatkan masalah fondasi.
  • Kelemahan Manajemen Proyek: Masalah dalam manajemen proyek konstruksi seperti kurangnya koordinasi atau pengawasan yang buruk dapat mempengaruhi hasil proyek.
  • Ketidakpastian Cuaca: Cuaca yang buruk seperti hujan berkepanjangan dapat mempengaruhi jadwal pelaksanaan proyek.
Cuaca yang tidak menentu juga menjadi salah satu risiko dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, via Unsplash
Cuaca yang tidak menentu juga menjadi salah satu risiko dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, via Unsplash

5. Pengelolaan SDM

Manajemen sumber daya manusia adalah kunci sukses dalam proyek konstruksi. Dari perekrutan hingga jenjang komunikasi, sistem manajemen proyek konstruksi memastikan bahwa tenaga kerja terarah dengan baik. Ini mencakup penempatan yang tepat, komunikasi yang efektif, dokumen kontrak yang jelas, serta pengelolaan tugas dan performa yang efisien.

Ilustrasi konsultan MPK memberikan pengelolaan SDM dengan pelatihan teknik kerja, via Wikipedia Commons
Ilustrasi konsultan MPK memberikan pengelolaan SDM dengan pelatihan teknik kerja, via Wikipedia Commons

Tahapan Manajemen Proyek Konstruksi

Dalam proses pelaksanaannya, MPK terbagi ke dalam beberapa tahapan manajemen. Berikut di antaranya:

1. Tahap Perencanaan Proyek

Tahapan manajemen ini melibatkan penentuan tujuan proyek, pengembangan jadwal, alokasi sumber daya (tenaga kerja, material, peralatan), dan identifikasi risiko potensial.

2. Tahap Pengorganisasian

Proses ini melibatkan penunjukan tim kerja proyek, pengaturan tanggung jawab, pembagian tugas, dan pemilihan kontraktor atau pemasok jika diperlukan.

3. Tahap Pengawasan

Selama proses proyek berjalan, tahapan pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa progres pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini melibatkan pemantauan kualitas pekerjaan, pengendalian biaya, dan pemecahan masalah yang mungkin timbul.

4. Tahap Pengendalian

Kegiatan pengendalian dilakukan untuk menjaga pelaksanaan proyek tetap pada jalur yang benar. Ini melibatkan identifikasi perubahan yang mungkin terjadi, manajemen perubahan, dan pengaturan jika terjadi penyimpangan dari rencana awal.

5. Tahap Penutupan Proyek

Setelah semua pekerjaan selesai, tahap penutupan melibatkan evaluasi akhir, penyerahan hasil kepada pemilik atau klien, dan pelaporan tentang pencapaian proyek serta pelajaran yang dipetik untuk perbaikan di masa depan.

Ilustrasi serah terima proyek konstruksi setelah selesai pelaksanaan proyek, via Pexels
Ilustrasi serah terima proyek konstruksi setelah selesai pelaksanaan proyek, via Pexels

Konsultan Manajemen Proyek Konstruksi

Dalam industri konstruksi, Manajemen Proyek Konstruksi dapat dibagi menjadi 4 peran. Berikut ini adalah penjelasannya.

1. Agency Construction Management (ACM)

Sistem Agency Construction Management (ACM) melibatkan peran konsultan manajemen proyek konstruksi sebagai penghubung antara pemilik proyek, perancang, dan kontraktor. Dalam fase perencanaan hingga pelaksanaan pekerjaan, konsultan ini berkoordinasi untuk memastikan sinergi yang baik. ACM dapat dimulai sejak tahap perencanaan, meskipun tidak menjamin waktu penyelesaian, biaya total, atau kualitas pekerjaan akhir. Pemilik proyek menjalin kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai paket pekerjaan.

2. Extended Service Construction Management (ESCM)

Pendekatan Extended Service Construction Management (ESCM) memungkinkan pemberian layanan konsultan manajemen konstruksi oleh perencana atau kontraktor. Meskipun demikian, konflik kepentingan mungkin muncul karena konsultan perencana turut menilai proses perancangan. Ini bisa menjadi kelemahan dalam sistem ini.

3. Owner Construction Management (OCM)

Owner Construction Management (OCM) melibatkan pengembangan unit manajemen konstruksi yang independen oleh pemilik proyek. Unit ini bertanggung jawab atas pengelolaan proyek keseluruhan.

4. Guaranteed Maximum Price Construction Management (GMPCM)

Dalam sistem Guaranteed Maximum Price Construction Management (GMPCM), konsultan berperan lebih seperti kontraktor umum daripada perwakilan pemilik proyek. Meskipun konsultan GMPCM tidak terlibat dalam pekerjaan konstruksi, ia bertanggung jawab atas waktu, biaya, dan kualitas. Dalam perjanjian kontrak, konsultan GMPCM memiliki tugas bertindak sebagai pengarah bagi kontraktor (termasuk subkontraktor).

Ilustrasi konsultan manajemen proyek konstruksi, via Pexels
Ilustrasi konsultan manajemen proyek konstruksi, via Pexels

Kapan Perlu Menggunakan Jasa Konsultan Manajemen Proyek Konstruksi?

Permenpupr 22/2018 Pasal 47 ayat (4) yang berbunyi "Pembangunan Bangunan Gedung Negara untuk bangunan bertingkat di atas 4 (empat) lantai, bangunan dengan luas total di atas 5000 m2 (lima ribu meter persegi), klasifikasi bangunan khusus, bangunan yang melibatkan lebih dari satu penyedia jasa perencanaan maupun pelaksana konstruksi dan/atau yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyears project) harus dilakukan pengawasan pada perencanaan teknis oleh manajemen konstruksi"

Kalau berdasarkan Peraturan Menteri PUPR tersebut, hanya bangunan bertingkat di atas 4 dan luas bangunan total di atas 5000 m2 yang HARUS menggunakan konsultan manajemen proyek konstruksi. Jadi, bila tingkat bangunan dan luasannya kurang dari itu, TIDAK HARUS menggunakan jasa konsultan MPK. Penggunaan jasa konsultan MPK bersifat OPSIONAL, atau tergantung kebutuhan pemilik bangunan.

Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi rumah tinggal biasa, via Pexels
Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi rumah tinggal biasa, via Pexels

Kebanyakan rumah tinggal biasa tidak lebih dari empat lantai dan luasnya kurang dari 5000 m2. Oleh karena itu, umumnya pembangunan rumah biasa belum menggunakan konsultan manajemen proyek konstruksi. Jasa konsultan ini bisa digunakan apabila pemilik rumah merasa perlu melakukan pengawasan khusus demi memperlancar atau mempercepat proses konstruksi proyek sesuai jadwal yang ketat (memiliki tight deadline)

Itulah tadi penjelasan lengkap tentang manajemen proyek konstruksi atau MPK. Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih terarah, Anda bisa berkonsultasi secara gratis di Arsitag.

Butuh bantuan untuk proyek Anda? Dapatkan penawaran dari profesional terpercaya tanpa biaya apapun!
Shasa
AUTHOR
Shasa
press releasekontaksyarat dan ketentuan
© PT Tritama Gemilang Sukses 2016 - 2022 | All rights reserved.
hello world!
Ingin Renovasi Atau Bangun?
Hubungi Kami
Ingin Renovasi Atau Bangun?
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram