Fasad rumah minimalis estetik, karya Splusd Design Bureau via Arsitag
Mungkinkah memiliki rumah yang nyaman di kawasan pemukiman yang terbilang padat?
Dengan kreativitas dan ilmu arsitektur yang terus berkembang, keinginan itu bukan lagi sekedar impian. Lihat saja rumah minimalis terang ini. Berada di pemukiman cukup padat di Kota Bandung, hunian ini begitu estetik, berlimpah cahaya alami dan pastinya nyaman untuk dihuni.
Table of Contents
Ukuran lahan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi desain sebuah bangunan. Terlebih lagi, jika lokasinya di kawasan pemukiman padat, luas tanah biasanya lebih terbatas. Seperti rumah minimalis ini, luas lahannya hanya 70 m2 (7,5 x 16). Meski begitu, hunian ini telah mencuri perhatian mulai dari fasadnya yang estetik.
Fasad rumah minimalis ini simpel dan geometris dengan sudut yang lurus serta tegas. Tanpa dekorasi yang rumit, warnanya pun hanya didominasi putih dan abu-abu. Warna putih diterapkan untuk bangunan utama, sedangkan warna abu-abu untuk bangunan yang berfungsi sebagai ruang servis. Perbedaan warna ini pula yang membuat rumah seakan memiliki dua bangunan terpisah.
Adapun keseluruhan fasad sengaja dibuat tertutup dengan jendela ukuran kecil demi menjaga privasi penghuni. Pasalnya, rumah berada tepat di tepi jalan sekunder yang cukup ramai dan bising.
Selain simpel, rapi, dan bersih, fasad semakin terlihat estetik dengan sentuhan pintu geser yang mengadopsi arsitektur rumah tradisional Jepang. Pintu bermotif kayu ini memberi nilai estetika alami tersendiri untuk fasad rumah.
Inner courtyard yang sekaligus berfungsi sebagai teras merupakan area pertama setelah pintu utama. Inner courtyard inilah yang memungkinkan sinar matahari masuk lebih banyak untuk ruang-ruang lain. Inner courtyard juga menjadi ruang berkumpul untuk acara-acara bersama.
Selain itu, inner courtyard menjadi penghubung antara bangunan yang berfungsi sebagai ruang servis dan bangunan utama. Dari inner courtyard ini terdapat dua pintu masuk menuju ke dapur dan ke ruang keluarga.
Ruang keluarga di rumah minimalis estetik ini tampak luas dan memiliki langit-langit yang tinggi karena merupakan area void. Cahaya melimpah dari berbagai sisi turut membantu visual ruangan terasa lebih luas. Bukaan-bukaan lebar berupa pintu dan jendela yang berbatasan dengan inner courtyard menjadi jalan masuk cahaya alami.
Adapun ruang keluarga ini terhubung pula dengan ruang makan. Meski berada di bagian rumah yang lebih masuk ke dalam, ruang makan tetap terang karena mendapat cahaya alami yang melimpah.
Selain mendapat cahaya alami dari arah ruang keluarga, ruang makan ini juga memperoleh cahaya alami dan udara segar dari sisi sampingnya. Sisi samping bangunan dibuat berjarak sekitar 80cm yang dimanfaatkan sebagai dry garden mungil.
Sebagai secondary house, tim arsitek Splusd Design Bureau menawarkan desain dapur yang terkesan lebih santai. Dapur dirancang estetik ala dapur café dengan dominasi warna putih dan sentuhan elemen bermotif kayu.
Di siang hari, dapur ini sama sekali tak butuh lampu penerangan. Dapur sudah begitu terang dengan cahaya alami yang masuk melalui bukaan-bukaan lebar yang dipadu penggunaan material kaca.
Di lantai dua hunian ini terdapat dua kamar tidur anak dan sebuah kamar mandi. Khusus untuk kamar tidur anak, sebuah pembatas ditambahkan dan sewaktu-waktu bisa dibuka untuk menghubungkan kedua kamar tidur menjadi sebuah ruang yang lebih luas.
Selain dua kamar tidur anak dan kamar mandi, sebuah ruang yang cukup luas juga tersedia di lantai dua. Ruangan ini bisa dimanfaatkan sebagai ruang kerja atau ruang bermain. Istimewanya, ruang-ruang yang terdapat di lantai dua dilimpahi cahaya alami yang masuk melalui bukaan-bukaan yang berbatasan dengan dry garden dan juga void.
Nah, meski berada di kawasan yang cukup padat, rumah minimalis terang ini berlimpah cahaya alami berkat keberadaan void dan dry garden di sekeliling rumah. Tak hanya cahaya alami yang melimpah, sirkulasi udara terjaga dengan baik. Selain tampil estetik, rumah ini pun terasa nyaman dan adem.
Terinspirasi untuk punya hunian seperti ini?