Arsitektur merupakan puncak dari seni penting yang menjadi bagian dari kehidupan kita. Arsitektur adalah perpaduan antara budaya, inovasi dan teknologi. Kita kerap mengabadikan foto rumah baik foto interior maupun eksterior dalam sebuah bingkai bertema fotografi arsitektur. Tujuannya bisa bermacam-macam. Mungkin hanya sebagai bentuk dokumentasi atau justru sebagai karya seni tersendiri.
Apapun tujuannya, teknik foto arsitektur tidak bisa dilakukan dengan asal jepret saja. Ada berbagai hal yang perlu Anda pahami dengan baik agar foto yang dihasilkan bisa menangkap arsitektur yang menjadi objek seperti seharusnya. Untuk itu, mari simak berbagai hal terkait teknik foto arsitektur dalam artikel ini!
Table of Contents
Pencahayaan merupakan faktor yang sangat menentukan cara kita dalam memandang sebuah foto. Untuk memotret bagian eksterior, cahaya bukan sesuatu yang bisa kendalikan. Agar Anda tahu pencahayaan seperti apa yang paling bagus, cobalah untuk mengambil beberapa foto dalam waktu yang berbeda sepanjang hari.
Rasakan dan lihat bagaimana sinar matahari berinteraksi dengan bangunan yang difoto. Akan ada saatnya ketika cahaya matahari terlalu terang atau terlalu gelap sehingga detail struktur tertentu menjadi tidak terlihat. Untuk menghasilkan jepretan yang lebih dinamis, Anda juga bisa memotret di cuaca yang berbeda. Elemen seperti hujan, kabut, bahkan cuaca yang mendung bisa mengubah keseluruhan efek dan nuansa dalam foto Anda.
Pencahayaan merupakan bagian penting dalam fotografi yang akan membantu meng-highlight berbagai bagian dalam arsitektur bangunan Anda. Cahaya akan memberi petunjuk kepada orang yang melihatnya ke mana mata mereka akan melihat.
Untuk pemotretan interior, kondisi pencahayaan bisa relatif rendah. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa membuat foto HDR dengan fokus pada keseimbangan tones dan pencahayaan. Kalau anggaran Anda terbatas, penggunaan lampu flash bisa dimaksimalkan untuk mengoreksi masalah pencahayaan, terutama untuk foto interior.
Luangkan waktu untuk menemukan sudut unik dari detail bangunan. Namun ingat, tetaplah berhati-hati dengan pilihan Anda. Saat mencoba menemukan sudut, jangan sampai Anda fitur utama bangunan malah tidak terlihat.
Ingat bahwa foto yang Anda ambil mungkin akan jadi referensi utama bagi para penikmat arsitektur. Karena itu, upayakan untuk menampilkan konteks spesial yang komprehensif dari bangunan yang Anda jepret.
Perspektif 1 titik digunakan untuk menyorot ketinggian. Ini hanyalah tampilan lurus bangunan dengan sudut yang menunjukkan garis horizontal paralel pada 0 derajat. Ada 3 ketinggian yang perlu Anda pertimbangkan: depan, samping dan belakang.
Sementara itu, perspektif 2 titik menunjukkan dimensi kedua pada bangunan Anda. Ini diambil dengan menggunakan sudut apapun yang tidak lurus. Tapi, itu bisa membentuk garis vertikal pada sudut 90 derajat. Gunakan 2 titik jika Anda ingin menambahkan depth pada foto dan menciptakan kesan gerakan yang dinamis.
Itu dia beberapa tips fotografi arsitektur yang bisa Anda aplikasikan. Selamat mencoba!