Qubika Hotel dari kontainer daur ulang, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Di tahun 2021, Ikatan Arsitek Indonesia kembali mengadakan ajang bergengsi bagi para arsitek, yakni IAI Awards. Tak dilakukan setiap tahun, ajang penghargaan untuk karya-karya terbaik anggota IAI tingkat nasional ini diselenggarakan setiap 3 tahun sekali bersamaan dengan Munas IAI (Musyawarah Nasional Ikatan Arsitek Indonesia). Kali ini arsitektur hotel unik dari kontainer karya Samuel Rianto dari X3M Architects berhasil menyabet IAI Awards sebagai salah satu karya arsitektur anak bangsa terbaik. Hotel Qubika karya arsitek Samuel Rianto dinilai para juri pantas masuk dalam 9 penerima penghargaan dari 132 karya peserta yang diseleksi.
Fasad Ramah Lingkungan
Fasad Qubika Hotel yang hijau, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Berada di Tangerang Selatan, eksterior Qubika Hotel langsung mencuri perhatian. Fasad hotel menampilkan material kontainer yang dikombinasikan dengan besi sebagai secondary skin. Material kontainer bekas memang menjadi material utama di hotel ini.
Material besi dan vertical garden sebagai secondary skin, karya X3M Architects, via video profil pemenang IAI Awards 2021
Sang arsitek Samuel Rianto menuturkan, ide awal dari desain hotel kontainer ini adalah tentang bagaimana mendesain dan membangun suatu hotel dengan waktu yang cepat, biaya yang ekonomis, tetapi juga menghasilkan desain arsitektur yang unik dan juga bahan material yang ramah lingkungan.
Dalam pembangunannya, Qubika Hotel menggunakan tak kurang dari 174 reused shipping container ukuran 40 feet high cube. Kontainer-kontainer bekas ini adalah sisa dari pengiriman barang-barang impor yang dibiarkan menumpuk di pelabuhan.
Aneka jenis tanaman menciptkan kesan rimbun, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Penggunaan material bekas pakai yang ramah lingkungan ini juga dipadukan dengan vertical garden. Aneka jenis tanaman yang dipilih membuat taman tampak lebih rimbun. Tak sekadar mempercantik fasad, vertical garden juga berfungsi sebagai secondary skin karena mampu meredam panas matahari yang masuk ke dalam bangunan.
Baca juga: Yuk, Kenali Unsur Arsitektur Vernakular Bali di Desain Hotel dan Vila Masa Kini
Hotel Unik dari Kontainer Warna Warni
Ruang publik di area void, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Pemanfaatan kontainer bekas sebagai material bangunan memang bukan ide baru lagi. Kontainer bekas biasanya digunakan untuk hunian-hunian yang berukuran kecil. Sedangkan, pemakaian kontainer bekas untuk bangunan yang berukuran lebih besar seperti hotel, tampaknya belum banyak dilirik orang. Inilah salah satu hal yang mencuri perhatian para juri IAI Awards begitu melihat arsitektur Qubika Hotel.
Dengan cara yang kreatif, arsitek Samuel Rianto berhasil menggunakan material kontainer bekas untuk bangunan berukuran besar. Di hotel setinggi 6 lantai dan 133 kamar ini, kontainer-kontainer bekas dicat warna-warni sehingga tercipta nuansa yang hangat dan ceria.
Nuansa warna-warni yang ceria, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Material kontainer bekas dimanfaatkan dengan optimal sebagai bagian dari arsitektur dan interior yang unik. Handle pintu kontainer dibiarkan apa adanya, begitu pula dengan sudut-sudut kontainer yang penyok tak sempurna. Melengkapi keunikan material kontainer bekas, arsitek Samuel Rianto merancang ruang-ruang publik dengan meja dan kursi artistik serta sofa bundar warna-warni.
Menempati area void, ruang-ruang publik memperoleh cahaya alami dengan optimal. Konsep void yang terbuka dan menerus ke arah atas memang menjadi focal point dari interior hotel ini. Tak hanya berlimpah cahaya matahari, udara pun mengalir dengan leluasa ke atas melalui void dan kemudian dikeluarkan, sehingga bagian dalam hotel terasa lebih sejuk.
Dinding-dinding dari potongan plat kontainer bekas, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Penghematan waste material juga diutamakan di hotel yang dibangun hanya dalam waktu 2 bulan dan total 7 bulan hingga siap dihuni. Bekas potongan plat kontainer dipakai kembali untuk dinding koridor dan balkon-balkon kamar. Nyaris tak ada material yang terbuang sia-sia!
Material kayu untuk anak tangga, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Selain material kontainer bekas sebagai material utama, material kayu dan batu alam juga dipakai dalam desain Qubika Hotel. Menurut Samuel Rianto, material kayu dan batu alam menjadi penyeimbang untuk material kontainer bekas yang terkesan berat.
Instagrammable
Mural di beberapa bagian koridor, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Tak dapat disangkal, saat ini cara pandang milenial mempengaruhi dunia arsitekur. Menyadari hal ini, arsitek Samuel Rianto memadukan warna-warni kontainer bekas dengan mural. Mural-mural ditambahkan mulai dari lobi hingga ke lorong-lorong kamar. Mural-mural di dinding kontainer bekas ini pun menjadi spot-spot foto menarik, khususnya bagi kaum milenial untuk berswafoto di hotel Instagrammable.
Dekorasi unik berupa vespa yang terparkir, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Menyempurnakan keunikan mural, dekorasi-dekorasi artistik lainnya pun ditambahkan. Seperti vespa dan sepeda antik yang diparkir di tepi koridor hingga velg-velg roda sepeda sebagai hiasan dinding. Spot-spot seperti ini juga sangat Instagramble dan mengundang kaum milenial untuk berfoto.
Baca juga: Desain Vila Minimalis Mewah di Dago Dengan View yang Menakjubkan
Spot foto untuk kaum milenial, karya X3M Architects, via Arsitag.com
Qubika Hotel benar-benar menawarkan sensasi pengalaman baru bermalam di dalam kontainer bekas. Jangan membayangkan kamar kontainer yang panas dan pengap, sebab teknologi arsitektur telah mampu meredam panas kontainer. Sebaliknya, para tamu dibuat berdecak kagum dengan arsitektur hotel unik dari kontainer. Memberikan pengalaman staycation lebih seru dan istimewa. Nah, tertarik menginap di hotel ini?