Jendela kaca melengkung di lantai satu, karya Sok Design, via Arsitag.com
Arsitektur yang unik dan Instagrammable sangat diminati generasi milenial. Begitu pula konsep kekinian yang diusung Sok Design untuk sebuah coffeeshop bernama Kopi Se-Indonesia yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Coffeeshop empat lantai, karya Sok Design, via Arsitag.com
Meskipun mengusung konsep kekinian, desain coffeeshop ini sama sekali tak meninggalkan identitas Indonesia. Justru keindahan nusantara ditampilkan melalui material-material khas Indonesia seperti anyaman, batik, bambu, tikar, sarung hingga susunan batu roster.
Nuansa Indonesia inilah yang menjadi keunikan, nilai jual, sekaligus daya tarik bagi para pengunjung untuk datang dan berfoto lalu membagikan pengalaman mereka di media sosial.
Desain Coffeeshop dengan Fasad Anyaman
Anyaman khas nusantara yang membalut bangunan coffeeshop, karya Sok Design, via Arsitag.com
Coffeeshop Kopi Se-Indonesia menempati sebuah bangunan empat lantai. Masing-masing lantai menawarkan konsep desain yang berbeda, tak terkecuali di lantai 4 atau rooftop. Nah, bangunan coffeeshop bertingkat ini dibalut dengan material anyaman yang merupakan kerajinan asli nusantara. Fasad anyaman membuat coffeeshop terlihat unik dan semakin mudah dikenali.
Sudut-sudut melengkung anyaman rotan sintetis, karya Sok Design, via Arsitag.com
Anyaman selama ini dikenal sebagai produk kerajinan tangan yang mempunyai ciri khas dan nilai estetika. Anyaman yang mencerminkan kearifan lokal umumnya terbuat dari rangkaian serat yang dibentuk. Khusus untuk fasad coffeeshop ini, Sok Design menggunakan material rotan sintetis yang lebih cocok untuk area terbuka.
Baca juga: Desain Kopitiam Unik dengan Dinding dari Susunan Genteng
Anyaman sebagai secondary skin, karya Sok Design, via Arsitag.com
Fasad anyaman pada bangunan coffeeshop dikembangkan dari pola anyaman unik yang dipadukan dengan bentuk desain kontemporer demi menghasilkan desain coffeeshop dengan identitas nusantara yang modern. Selain sebagai dekorasi, anyaman yang membalut bangunan berfungsi pula sebagai secondary skin yang menahan cahaya dan panas matahari sehingga suhu dalam bangunan menjadi lebih sejuk.
Warm and Cozy
Meja bar berlapis material terakota, karya Sok Design, via Arsitag.com
Desain coffeeshop ini menjadikan lantai satu sebagai bar & lounge. Jendela kaca sebagai pengganti dinding dipilih agar bagian dalam ruangan terekspos dengan maksimal. Sedangkan, lengkung di sudutnya sengaja dibuat supaya tak berkesan kaku dan lebih mengundang.
Di lantai satu ini, area bar menjadi focal point. Meja bar dilapisi dengan material terakota yang begitu familiar bagi masyarakat Indonesia. Sebagai latar belakang, batu bata ditata melayang di antara besi yang memanjang sampai ke kisi-kisi kayu di langit-langit. Material anyaman juga kembali digunakan dalam bentuk bergelombang untuk membungkus lampu-lampu sehingga tampak sangat artistik.
Peta Indonesia sebagai dekorasi latar belakang, karya Sok Design, via Arsitag.com
Sementara itu, di area lounge, material kayu dipilih sebagai latar belakang. Tak dibiarkan polos, peta Indonesia ditambahkan pada dinding latar belakang kayu ini. Benar-benar dekorasi yang unik dan tak biasa untuk sebuah coffeeshop, bukan?
Material kayu sebagai latar belakang area lounge bersanding dengan bata roster putih yang ditata dari lantai hingga langit-langit. Adapun, susunan bata roster putih berfungsi sebagai sekat ruang akses lift dan tangga. Material-material khas Indonesia yang digunakan di lantai satu ini berhasil membangun suasana yang benar-benar warm dan cozy sebagai bentuk sambutan bagi para tamu.
Working Space yang Nyaman
Personal booth dengan keindahan budaya Indonesia, karya Sok Design, via Arsitag.com
Beranjak ke lantai dua, tim arsitek Sok Design merancang area yang nyaman untuk diskusi kelompok maupun bekerja. Secara khusus, warna-warna netral diaplikasikan pada setiap material yang digunakan demi mengurangi distraksi dan membantu fokus cahaya pada setiap meja.
Fokus cahaya pada area meja, karya Sok Design, via Arsitag.com
Beberapa personal booth dibuat dengan memanfaatkan material khas Indonesia yakni krepyak vintage dan kain batik. Masing-masing personal booth diberi nama kota di Indonesia dan ditambahkan dengan wallpaper kain batik bermotif sesuai nama kota personal booth. Masing-masing personal booth dirancang dengan peredam suara sehingga mereka yang menggunakannya bisa lebih fokus bekerja.
Window bench dengan kain poleng Bali, karya Sok Design, via Arsitag.com
Selain meja-meja dan personal booth, masih ada lagi tempat bekerja yang ditawarkan di lantai dua ini yakni window bench. Bangku-bangku di tepi jendela ini diberi alas kain khas Bali yakni kain poleng. Cahaya alami di area window bench dan pemandangan luas ke luar tentu saja membantu menyegarkan kegiatan bekerja.
Beton roster putih di pintu masuk lantai dua, karya Sok Design, via Arsitag.com
Desain Coffeeshop Bernuansa Playful
Area duduk lesehan di lantai tiga, karya Sok Design, via Arsitag.com
Menyesuaikan dengan fungsinya sebagai area bermain board game, desain coffeeshop lantai tiga ini mengusung nuansa playful. Area duduk tak menggunakan bangku atau kursi melainkan tempat duduk lesehan. Material terakota ekspos dipilih tak lain agar area duduk lesehan terasa nyaman. Warna material terakota yang natural diyakini mampu memicu munculnya rasa bahagia, energik, sekaligus hangat.
Mural ular tangga dan monopoli, karya Sok Design, via Arsitag.com
Tak dibiarkan kosong, mural dengan warna-warna yang kontras menjadi pemandangan di latar belakang area duduk lesehan. Mural yang ditampilkan bertemakan board game ular tangga dan monopoli yang telah diadaptasi dengan sentuhan budaya Indonesia.
Material terakota alami yang menghadirkan rasa bahagia, karya Sok Design, via Arsitag.com
Selain material terakota alami, beberapa material asli Indonesia juga dipakai di lantai tiga ini. Tikar yang begitu lekat dengan budaya Indonesia digunakan sebagai pelapis di langit-langit. Sedangkan di area duduk lesehahan, kain sarung khas Indonesia dimanfaatkan untuk membungkus bantalan duduk.
Material tikar di langit-langit, karya Sok Design, via Arsitag.com
Area Outdoor yang Sejuk
Tempat duduk outdoor yang sejuk, karya Sok Design, via Arsitag.com
Area outdoor terletak di samping bangunan dengan pohon-pohon berbatang langsing sebagai peneduh. Tak hanya menyediakan tempat-tempat duduk, tim arsitek Sok Design juga merancang panggung live music. Area tempat duduk dibuat bertangga-tangga sampai ke area belakang. Adapun, area paling belakang mempunyai ketinggian yang sama dengan teras bangunan. Area tertinggi inilah yang menjadi panggung live music.
Baca juga: Desain Arsitektur Tradisional Cina di Pantjoran PIK yang Unik dan Instagramable
Latar belakang panggung dari material batu bata ekspos, karya Sok Design, via Arsitag.com
Sangat menarik perhatian, latar belakang panggung ditambahkan dengan desain dinding yang menggunakan finishing batu bata ekspos. Adapun, bentuknya terinspirasi dari wayang. Sudut ini menjadi tempat spot foto yang menarik bagi para pengunjung.
Tempat-tempat duduk dengan level ketinggian berbeda, karya Sok Design, via Arsitag.com
Nah, desain berkonsep kekinian nyatanya bisa dipadukan dengan identitas Indonesia. Tim arsitek Sok Design dengan cara yang cerdas telah mendekatkan budaya Indonesia ke tengah-tengah kota yang padat. Desain coffeeshop ini tak hanya Instagramable, tetapi sekaligus menawarkan pengalaman luar biasa bersentuhan dengan budaya nusantara yang mulai terlupakan!
Tertarik ngafe di sini? Cek di sini lokasinya.