Cover : American Radioator Building - The Bryant Park Hotel in New York (Sumber: pinterest.com)
Arsitektur Art Deco merupakan gaya desain yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah pameran dengan tema “Les Années 25” sebagai acara peninjauan kembali terhadap pameran “l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes” yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Istilah Art Deco ditulis dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris. Semenjak saat itu nama Art Deco mengacu pada desain seni yang sedang populer dan modern.
Munculnya nama Art Deco pada beberapa artikel membuat namanya semakin eksis. Art Deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni setelah terbit sebuah buku berjudul “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika tahun 1969.
Chicago's Carbide and Carbon di Chicago (Sumber: pinterest.com)
Paris dinilai sebagai pusat seni desain Art Deco. Hal ini dapat dilihat dari model furnitur buatan Jacques-Emile Ruhlmann, yang dikenal sebagai ahli desainer gaya Art Deco yang terbaik. Gaya Art Deco menggambarkan maskulinitas dengan garis-garis yang tegas. Hal ini dipengaruhi oleh Revolusi Industri di Inggris pada penghujung abad ke-19, ketika mesin pabrik pada saat itu akhirnya mampu menciptakan suatu hal yang sangat sulit diciptakan oleh manusia, salah satunya adalah garis lurus.
Crown of the General Electric Building di New York (Sumber: tumblr.com)
Desain Art Deco memberikan kebebasan berseni bagi desainer untuk menciptakan sebuah makna modern pada desain interior yang dibuatnya. Modern dapat diartikan sebagai berani tampil beda dan baru, serta tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno. Semua hal tersebut diwujudkan dengan pemilihan warna mencolok, proporsi yang tidak biasa, penggunaan material terbaru, dan dekorasi yang megah.
Chrysler Building di New York (Sumber: untappedcities.com)
Gaya Art Deco pada saat itu tidak hanya ditemukan pada bangunan saja, tetapi berkembang sebagai gaya hidup kaum kelas atas. Mulai dari gaya fashion, perhiasan, furnitur, bentuk radio, kamera, hingga bentuk mobil terpegaruh oleh gaya ini. Walaupun Art Deco sangat digemari oleh masyarakat saat itu, sayangnya gaya ini secara resmi lenyap ketika dunia mengalami keruntuhan akibat Perang Dunia II yang sedang berkecamuk.
Dalam perkembangannya, Art Deco memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan arsitektur lain. Berikut adalah karakteristik Art Deco yang dapat kita temui dalam bangunan dan rumah:
Paramount Building di New York (Sumber: crainsnewyork.com)
Adanya Ziggurat. Ziggurat adalah struktur bertingkat yang terlihat seperti tangga. Gaya arsitektur Art Deco sebetulnya terpengaruh oleh gaya arsitektur purba dari Babilonia dan Mesir. Ziggurat merupakan sebutan bagi punden berundak dari peradaban Mesopotamia dan juga merupakan cikal bakal piramida Mesir.
Jerry’s Famous Deli di Miami Beach (Sumber: flickr.com)
Sisi bangunan melengkung. Sisi bangunan berbentuk melengkung merupakan ciri khas yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan bergaya Art Deco. Akan tetapi, tidak semua sisi bangunan menggunakan sudut melengkung, hanya satu atau dua bagian sisi bangunan.
Melbourne Art Deco House (Sumber: flickr.com)
Atap datar. Art Deco juga merupakan turunan dari gaya kubisme yang sangat mengagungkan bentuk kubus. Maka, seringkali bangunan Art Deco memiliki atap yang datar, tidak miring seperti bangunan kebanyakan. Atap bergaya Art Deco juga biasanya dihiasi dengan parapet (penghalang pendek di tepian atap) atau bahkan menara.
Penggunaan Glass Block pada eksterior rumah (Sumber: houzz.com)
Glass block. Penggunaan glass block atau balok-balok kaca digunakan secara ekstensif sebagai pengganti jendela. Fungsinya adalah untuk memaksimalkan masuknya cahaya ke dalam rumah.
Hiasan yang abstrak kerap digunakan pada arsitektur Art Deco (Sumber: homeozoic.com)
Unsur abstrak pada desain. Salah satu ciri khas Art Deco yang paling terlihat adalah padu padan setiap detailnya yang kadang terlihat kontras, namun tetap serasi. Perpaduan dari berbagai bentuk, ornamen, dan teksur memberikan kesan abstrak tersendiri dan menjadikan desain Art Deco semakin menarik.
Contoh palet warna Art Deco (Sumber: pinterest.com)
Warna yang variatif. Sebagai salah satu desain yang terkenal penuh dengan kreatifitas, pemilihan warna dalam desain Art Deco juga tidak mengenal batasan. Bahkan, sering ditemukan penggunaan warna-warna terang yang mencolok dalam rumah bertema Art Deco.
Union Terminal (Sumber: cincinnatirefined.com)
Material yang beragam. Material furnitur yang digunakan dalam desain interior Art Deco sangatlah beragam. Hal ini ditujukan untuk menciptakan kesan serasi dalam dekorasi ruang. Namun, rumah bergaya Art Deco sering menggunakan beton sebagai material utamanya terutama untuk dinding rumah.
Furnitur unik dan artistik (Sumber: deco-arts.be)
Furnitur yang artistik. Kunci dalam desain Art Deco adalah keserasian dalam berbagai bentuk dan warna yang berbeda. Maka, furnitur dengan kesan artistik sering kali digunakan.
Salah satu contoh motif Art Deco (Sumber: carpet.vidalondon.net)
Karpet motif Art Deco. Penggunaan karpet bermotif Art Deco dapat menjadi pilihan untuk rumah modern Anda. Selain menambah nilai seni, penggunaan karpet dengan motif Art Deco juga memberikan nuansa berbeda pada ruangan.
Kaca dengan desain Art Deco (Sumber: pinterest.com)
Kaca besar. Penggunaan kaca besar dapat memberikan kesan luas pada ruangan dan kaca selalu menjadi elemen dekoratif yang diutamakan. Kaca besar dengan desain Art Deco yang geometris dapat menambah kesan artsy pada ruangan.
Lampu dengan gaya khas Art Deco (Sumber: alittlemarket.com)
Lampu hias bergaya Art Deco. Saat ini lampu tidak hanya dinilai dari aspek fungsinya saja, tetapi juga dari segi estetika ruangan. Lampu hias bergaya Art Deco yang kental akan perpaduan warna dan bentuknya yang unik dapat membawa suasana baru pada rumah.
Empire State Building di New York (Sumber: tumblr.com)
Salah satu gedung paling terkenal di dunia yang memiliki gaya desain Art Deco adalah Empire State Building. Empire State Building memiliki bentuk yang paling konvensional dari gaya Art Deco. Desain gedung ini memiliki ciri khas arsitektur gedung sebelum Perang Dunia II yang terletak di New York. Gedung ini memiliki bentuk bangunan seperti kubus dengan berbagai bentuk yang ditumpuk, dengan jendela yang tersusun rapih mengelilingi gedung. Bangunan ini memiliki bentuk yang lebih luas pada dasarnya dan mengerucut ke puncaknya. Bentuknya yang simetris, dengan potongan garis-garis lurus dan jendela panjang merupakan ciri khas dari bentuk desain Art Deco.
Hotel Savoy Homann (Sumber: Wikipedia.com)
Di Indonesia sendiri banyak sekali contoh bangunan dengan gaya Art Deco yang sebagian besar dapat kita temukan di Bandung. Masa kejayaan arsitektur Art Deco di Bandung terjadi sekitar tahun 1920-an. Saat itu pemerintah Hindia Belanda berencana memindahkan ibu kota dari Batavia ke Bandung. Kemudian secara bertahap didirikanlah gedung-gedung baru untuk perkantoran Hindia Belanda dengan gaya arsitektur yang sedang populer saat itu yaitu Art Deco.
Hotel Grand Preanger (Sumber: Wikipedia.com)
Salah satu bangunan dengan gaya Art Deco di Bandung adalah Grand Hotel Preanger. Hotel bergaya Art Deco geometrik ini didesain ulang oleh Wolff Schoemaker pada tahun 1929 yang dibantu oleh seorang muridnya yaitu Ir. Soekarno.
Sumber:
http://urbanlokal.com/
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/
http://lenterarumah.com/