Setiap elemen arsitektur sama pentingnya dalam mewujudkan fungsi ruang yang sempurna. Keberadaan focal point bukan untuk memfungsikan dirinya sebagai elemen yang lebih penting dari yang lain, melainkan untuk memperkuat kejelasan fungsi ruang, mengarahkan fokus, dan mempertajam konsep ruang.
Tanaman dalam pot kaca di atas rak gantung pada Ken House karya NOGAMI. Memang sangat sederhana, namun keberadaannya berhasil menjadi titik fokus dan memperjelas konsep ruang sederhana yang ‘membumi’ dan kaya filosofi (sumber : archdaily.com)
Apa itu focal point?
Dalam desain arsitektur, focal point adalah elemen yang menarik perhatian karena lebih dramatik daripada elemen lainnya. Focal point tidak harus berupa dinding dengan cat lebih gelap ataupun dengan warna lebih mencolok dari dinding lainnya. Focal point bisa berupa elemen kecil seperti furnitur, lampu, karya seni, bahkan karpet dan keramik. Konsep utamanya adalah focal point harus mampu menjadi fokus dalam ruang.
Bingkai di atas meja kerja di S + I House karya DP + HS Architects. Letaknya di tengah ruang dengan ketinggian titik mata memperkuat perannya sebagai focal point yang memfokuskan pandangan ke meja kerja di bawahnya (sumber : arsitag.com)
Apakah hanya boleh ada satu focal point dalam satu ruang?
Ketika melihat ruang bergaya scandinavian pada gambar, apa kira-kira yang menjadi focal point-nya? Apakah lampu gantungnya, sofa abu-abu gelapnya, karpetnya, atau meja unik di tengah ruangnya?
Ruang bergaya Scandinavian karya La.casa dengan beberapa focal point (sumber : arsitag.com)
Sebuah ruang sangatlah kompleks, dengan berbagai elemen untuk mendukung fungsi ruang itu. Jadi, sangatlah masuk akal jika sebuah ruang dapat memiliki lebih dari satu focal point.
Ruang open-plan dengan berbagai fungsi berbeda bisa memiliki beberapa focal point untuk setiap fungsinya. Keberadaan beberapa focal point akan membuat pandangan bergerak ke seluruh bagian ruang dan membuat ruang terasa lebih seimbang.
Darth Vader, ayunan, lampu gantung, dan tangga putar dari baja menjadi focal point pada ruang open-plan Reva House karya Revano Satria. (sumber : arsitag.com)
Aturan jumlah focal point maksimal
Memang tidak ada batasan jumlah focal point yang bisa dimiliki setiap ruang. Namun, pembatasan desain dengan maksimum tiga focal point akan mempermudah memaksimalkan fungsi dan kenyamanan ruang.
Ruang open-plan dengan sofa hitam, jendela besar, dan lampu gantung, serta dapur dengan rak dapur berwarna hitam sebagai focal point (sumber : pinterest.com)
Pada ruang berukuran kecil, batasi maksimal dua focal point . Memang ini bukan aturan baku, namun tetap memegang aturan ini akan memudahkan penciptaan ruang yang nyaman.
Cara menemukan focal point
Biasanya bentuk dan letak focal point ditentukan oleh bentuk ruang. Sebuah ruang setidaknya memiliki empat sisi, dengan salah satu sisi masif yang bisa menjadi focal point .
Lukisan sebagai focal point yang diletakkan pada satu-satunya dinding masif pada ruang transisi indoor dan outdoor MM House karya TonTon Studio (sumber : arsitag.com)
Jika ruang berbatasan dengan ruang lain dan menyisakan hanya dua bidang dinding yang sudah terisi furnitur, pilihlah bidang yang paling luas untuk dijadikan focal point .
Keberadaan focal point juga bisa ditentukan dari fungsi ruang. Sebuah focal point bisa diletakkan pada ruang dengan sebuah fungsi. Sedangkan, ruang dengan berbagai fungsi bisa memiliki beberapa focal point yang masih ada unsur penyatuannya.
Kamar tidur anak dengan jendela sebagai focal point untuk seluruh ruang, sofa busa (bean bag) sebagai focal point area santai, kursi belajar warna biru gelap dan balon abjad sebagai focal point untuk area belajar, serta rangka biru gelap pada ranjang sebagai focal point untuk area tidur (sumber : home-designing.com)
Tentukan focal point yang dominan
Meskipun ruang memiliki beberapa focal point, namun harus ada focal point yang dominan sebagai fokus utama. Seperti sebuah mikroskop dengan dua lensa fokus, namun fokus utamanya tetap preparat objek yang diamati. Keberadaan sebuah focal point yang dominan akan membentuk struktur visual pada ruang.
Sofa sebagai focal point dominan pada Tsang Residence di Fatmawati, Jakarta karya TAU Architect (sumber : arsitag.com)
Sebuah ruang dengan struktur visual yang baik memiliki elemen focal point untuk memulai dan mengakhiri penelusuran ruang. Struktur visual ini akan membawa pandangan tertarik pada satu focal point yang dominan, menggerakkan tubuh ke arahnya, dan membuat perasaan menjadi nyaman.
Patung sebagai focal point dominan di depan jendela yang juga merupakan focal point pada Modern Tropical Garden karya Iwan Sastrawiguna(sumber : arsitag.com)
Elemen utama pada sebuah ruang bisa menjadi focal point dominan yang baik dan sangat mendukung fungsi serta kenyamanan ruang.
Tempat tidur merupakan elemen utama pada kamar tidur dan difungsikan juga sebagai focal point pada Slanted House karya Budi Pradono Architects (sumber: archdaily.com)
Sebuah kursi kayu sederhana pada salah satu dinding Ken House karya NOGAMI sebagai focal point yang menunjukkan kesederhanaan keseluruhan konsep ruang yang kaya makna (sumber : archdaily.com)
Ingat, keberadaan focal point adalah untuk membentuk persepsi tentang keseluruhan ruang.
Jendela sebagai focal point
Keindahan yang ditawarkan dari cahaya dan pemandangan di luar jendela dapat menjadi focal point pada ruang.
Jendela di hoek ruang tamu Butet House karya Nimara Architects sebagai focal point (sumber : arsitag.com)
Cerdiklah menyiasati jendela sebagai focal point, apalagi saat kegelapan datang. Sistem pencahayaan yang baik untuk malam hari akan sangat mendukung fungsi jendela sebagai focal point.
Pintu sebagai focal point
Pintu bisa menjadi focal point yang baik karena pintu menampilkan elemen masif yang bisa ditampilkan dengan aksen warna dan tekstur yang lebih menarik dari elemen lainnya. Selain itu, ketika dibuka, cahaya pada bukaan pintu juga bisa menjadi focal point.
Pintu kayu dengan warna coklat gelap menjadi focal point pada ruang yang didominasi warna putih gading. Ketika pintu dibuka, cahaya luar menjadi focal point dengan warna yang lebih terang dari ruang dalam (sumber : pinterest.com)
Penyejajaran focal point
Keberadaan beberapa focal point pada ruang dapat diperkuat sensasinya dengan menyejajarkan perletakannya atau meletakkannya pada sumbu yang sama.
Dinding biru sebagai focal point dengan perletakan sofa dan meja pada satu sumbu pada DRE House karya Jerry M. Febrino (sumber : arsitag.com)
Perletakan beberapa focal point pada sumbu yang sama akan menghubungkan semuanya dan menghilangkan ketidakseimbangan.
Focal Point pada Ruang Keluarga dan Ruang Makan
Ruang keluarga dan ruang makan cenderung memiliki banyak tempat duduk. Setiap tempat duduk yang ada menuntut kenyamanan yang sama.
Meja dan kursi makan menjadi focal point untuk keseluruhan ruang makan di London karya John Pawson (sumber :dezeen)
Sofa berwarna teal berpadu serasi dengan karpet. Keduanya berperan sempurna sebagai focal point (sumber : home-designing.com)
Pertimbangkan perletakan furnitur yang fungsional sebelum menentukan focal point yang akan mendominasi ruang.
Focal Point pada ruang Open-Plan
Ruang open-plan menampung beberapa area dengan fungsi berbeda. Setiap area bisa memiliki focal point sendiri. Tempatkan focal point yang dominan sebagai penghubung antar area.
Lampu gantung sebagai focal point di area makan, bantal sofa sebagai focal point area duduk. Kedua area dipersatukan dengan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota sebagai focal point dominan (sumber : hgtv)
Perletakan focal point dominan di antara area pada open-plan akan membuat area-area terasa menyatu dan lebih harmonis.
Kepala ranjang berwarna merah tua sebagai focal point pada kamar tidur utama FW House karya DP HS Architect (sumber : arsitag.com)
Penempatan focal point pada sebuah ruang merupakan cara untuk mengarahkan pandangan dan menciptakan sensasi ruang yang terorganisir dengan baik. Ingat kembali bahwa dalam desain tidak ada aturan baku yang kaku dan yang pasti, kreativitas desain bukanlah ilmu pasti. Jadi, nikmatilah keterbukaan dalam berimajinasi dan ciptakanlah ruangan unik yang fungsional dan nyaman.