Taman merupakan sebuah area tanah dengan berbagai macam komponen material keras maupun material lunak, yang keduanya saling mendukung untuk membuat taman semakin indah. Taman menjadi salah satu bagian paling penting dari rumah yang sering digunakan untuk menyegarkan pikiran. Taman juga bisa mempercantik hunian, bahkan menaikkan nilai jual rumah. Namun, membuat taman yang baik dan indah tidaklah mudah. Perlu jasa konsultan lanskap agar taman terlihat lebih indah.
Untuk membuat taman yang indah memang dibutuhkan konsep yang matang dan tangan-tangan yang handal. Tidak hanya untuk area publik saja, taman di rumah juga membutuhkan sentuhan dari para ahli. Biasanya proses pembuatan sebuah taman membutuhkan waktu kurang lebih 4 sampai 5 hari, yang dikerjakan oleh gardener atau tukang taman.
Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan jasa konsultasi seorang arsitek lanskap, dibagi menjadi 4 metode perhitungan tarif pelayanan (fee design) yang sering digunakan dalam ruang lingkup jasa pelayanan konsultasi arsitek lanskap.
L + L House karya Studio TonTon (Sumber: arsitag.com)
1. Persentase
Cara ini dilakukan dengan menetapkan nilai besaran fee persentase dikalikan dengan jumlah total biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi lansekap. Di Indonesia, pada umumnya jasa seorang arsitek lanskap berkisar dari 7.5% hingga 10% dari Jumlah Rencana Anggaran Biaya (RAB). Besar atau kecilnya nilai fee persentase biasanya ditentukan oleh biaya pelaksanaan konstruksi pekerjaan serta tingkat kesulitannya. Keuntungan dan kerugian dari menghitung besaran tarif dengan metode ini adalah nilai besaran fee akan tergantung dan terpengaruh dari nilai biaya pelaksanaan dan besarnya biaya pelaksanaan akan membuat harga jasa pelayanan semakin mahal, begitu pula sebaliknya.
Lewis & Carroll High Tea Café Project karya VinDaTe (Sumber: arsitag.com)
2. Waktu
Metode ini adalah cara pengaturan besaran tarif jasa pelayanan dengan menentukan lamanya waktu pengerjaan dikalikan dengan harga satuan tarif/jam seorang arsitek lanskap. Besar kecilnya tarif per jam ini ditentukan oleh pengalaman atau jam terbang serta keahlian seorang arsitek lanskap. Semakin berpengalaman dalam menangani proyek, akan semakin tinggi juga nilai tarif si arsitek tersebut. Penentuan tarif per jam juga kadang telah ditentukan oleh organisasi profesi terkait atau telah ditetapkan sendiri oleh arsitek lanskap berdasarkan pengalamannya di lapangan.
Selat House karya Das Quadrat (Sumber: arsitag.com)
3. Lumpsum Fee
Tarif lumpsum(fixed fee) biasanya digunakan karena kesepakatan dari kedua belak pihak, antara pemberi kerja dan penerima kerja. Parameter besaran tarif lumpsum yang digunakan ditentukan oleh waktu, luasan proyek, biaya, serta tingkat kesulitan proyek. Keuntungan dari metode ini adalanya adanya kesepakatan tarif tetap sehingga tidak terpengaruh oleh besaran dari nilai biaya pelaksanaan. Kerugian dari metode ini adalah jika lamanya waktu pengerjaan meleset dari jadwal yang telah ditetapkan akibat kendala teknis, maka akan berakibat kerugian waktu bagi pihak konsultan arsitek lanskap.
Ampera Six Building karya Chrystalline Architect (Sumber: arsitag.com)
4. Retainer Fee
Metode ini biasanya didasari atas kesepakatan antara klien dan pihak arsitek lanskap, jika klien hanya membutuhkan jasa pelayan seorang arsitek lanskap dalam jangka waktu tertentu saja. Akan tetapi, bukan tidak mungkin kesepakatan ini akan berlangsung selama hitungan bulan atau tahunan. Metode ini paling sering digunakan oleh perusahaan kontraktor dan konsultan lanskap di Indonesia jika mendapatkan proyek yang membutuhkan keahlian khusus.
Semua 4 metode cara penetapan tarif layanan jasa seorang arsitek lanskap di atas belum termasuk biaya transportasi lokal, biaya konsumsi, biaya alat, biaya percetakan hasil, dan lainnya.
Sonny Sutanto Architects New Office karya Sonny Sutanto Architects (Sumber: arsitag.com)